Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Service menurunkan peringkat atau rating kredit Hong Kong, sehari setelah menurunkan peringkat atau rating kredit China karena peningkatan utangnya.
Ketika mengumumkan penurunan peringkat kredit China dari Aa3 menjadi A1 pada hari Rabu (24/5) Moody's sudah memperingatkan dampak signifikan keputusan itu terhadap Hong Kong. Dan Moody's hari Kamis (25/5) menurunkan peringkat rating Hong Kong dari Aa2 menjadi Aa1.
Penurunan peringkat kredit China yang pertama sejak tahun 1998 ini mencerminkan apa yang disebut Moody's sebagai “perkiraan bahwa kekuatan finansial China selama beberapa tahun mendatang akan terkikis akibat potensi pertumbuhan yang melambat.” Beijing menyebut langkah tersebut melebih-lebihkan kesulitan yang sedang dihadapi negara dengan tingkat perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
Scott Kennedy di CSIS Washington DC mengatakan penurunan peringkat ini seharusnya dilakukan sejak lama.
Scott Kennedy mengatakan utang adalah tantangan terbesar yang dihadapi perekonomian China.
Suratkabar New York Times mengatakan keputusan itu berawal dari krisis keuangan global tahun 2008 ketika terjadi pengeluaran untuk infrastruktur yang sedemikian besar. Dikatakan, utang China saat ini menacapai 15% dari total output.
Disisi positifnya, China memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah utang ini. China berhutang dengan negara-negara lain dan mengeluarkan cadangan devisa sebesar tiga triliun dolar. Salah seorang analis mengatakan China bisa memutuskan untuk menjual bank-bank milik pemerintah sehingga bisa menghapus kredit macet yang ada dan merekapitalisasinya. [em/al]