Dalam pernyataan Selasa (14/1), Kemenlu Rusia menyatakan David Satter, wartawan Radio Free Europe yang didanai pemerintah AS, dilarang memasuki Rusia selama lima tahun.
Dalam sebuah langkah yang mengingatkan orang pada era Perang Dingin, Rusia melarang seorang wartawan Amerika yang sebelumnya sudah tinggal dan bekerja di Moskow, untuk masuk ke negara itu.
David Satter – bekas koresponden asing yang bekerja untuk Radio Free Europe/ Radio Liberty yang didanai pemerintah Amerika, mengatakan ia diberitahu pada bulan Desember bahwa permohonan visa Rusia-nya telah disetujui.
Namun ia kemudian diberitahu oleh seorang pejabat Kedutaan Besar Rusia di Kyiv - Ukraina, di mana ia memperpanjang visanya, bahwa “beberapa badan pemerintah yang berkompeten” di Rusia telah memutuskan bahwa kehadirannya di negara itu “tidak diinginkan” dan ia akan dilarang masuk ke Rusia.
Dalam sebuah pernyataan hari Selasa (14/1), Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Satter dilarang memasuki Rusia selama lima tahun.
Kementerian itu menambahkan Satter telah memasuki Rusia tanggal 21 November lalu tetapi gagal memperoleh visa-masuk-berulangkali seketika, sebagaimana yang disyaratkan aturan Rusia. Menurut kementerian itu, Satter mengajukan visa-masuk-berulangkali tanggal 26 November tetapi permohonannya ditolak karena ia telah berada di Rusia secara “ilegal” dari tanggal 22 hingga 26 November 2013.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan pada tanggal 29 November, sebuah pengadilan di Moskow memutuskan denda dan mendeportasi Satter.
Sater – yang menulis dengan sangat kritis apa yang dilihatnya sebagai otoritarianisme dan korupsi dalam pemerintahan Rusia – mengatakan kepada VOA dalam wawancara melalui Skype dari London, bahwa ia menilai tindakan terhadapnya bermotif politik dan bukti bahwa “rejim Rusia kehilangan kepercayaan diri”.
David Satter – bekas koresponden asing yang bekerja untuk Radio Free Europe/ Radio Liberty yang didanai pemerintah Amerika, mengatakan ia diberitahu pada bulan Desember bahwa permohonan visa Rusia-nya telah disetujui.
Namun ia kemudian diberitahu oleh seorang pejabat Kedutaan Besar Rusia di Kyiv - Ukraina, di mana ia memperpanjang visanya, bahwa “beberapa badan pemerintah yang berkompeten” di Rusia telah memutuskan bahwa kehadirannya di negara itu “tidak diinginkan” dan ia akan dilarang masuk ke Rusia.
Dalam sebuah pernyataan hari Selasa (14/1), Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Satter dilarang memasuki Rusia selama lima tahun.
Kementerian itu menambahkan Satter telah memasuki Rusia tanggal 21 November lalu tetapi gagal memperoleh visa-masuk-berulangkali seketika, sebagaimana yang disyaratkan aturan Rusia. Menurut kementerian itu, Satter mengajukan visa-masuk-berulangkali tanggal 26 November tetapi permohonannya ditolak karena ia telah berada di Rusia secara “ilegal” dari tanggal 22 hingga 26 November 2013.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan pada tanggal 29 November, sebuah pengadilan di Moskow memutuskan denda dan mendeportasi Satter.
Sater – yang menulis dengan sangat kritis apa yang dilihatnya sebagai otoritarianisme dan korupsi dalam pemerintahan Rusia – mengatakan kepada VOA dalam wawancara melalui Skype dari London, bahwa ia menilai tindakan terhadapnya bermotif politik dan bukti bahwa “rejim Rusia kehilangan kepercayaan diri”.