Moskow ‘Tunda’ Pemungutan Suara Soal Pencaplokan Wilayah di Ukraina

Seorang perempuan yang membawa bendera Ukraina berdiri dihadapan pasukan Rusia dalam aksi protes menentang pendudukan Rusia di jalanan kota Kherson, Ukraina, pada 19 Maret 2022. (Foto: AP)

Pihak berwenang yang ditempatkan Moskow di wilayah Ukraina yang telah diduduki, pada Senin (5/9), mengatakan bahwa rencana referendum untuk bergabung dengan Rusia telah ditunda.

Sementara itu, Kremlin mengatakan bahwa penghentian pengiriman gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream disebabkan oleh sanksi yang dijatuhkan Barat yang menghambat kegiatan pemeliharaan, setelah infrastuktur kunci pipa gas itu ditutup tanpa batas waktu untuk menjalani perbaikan.

Sejak minggu-minggu pertama invasi Rusia Februari lalu, wilayah Kherson dan Zaporizhzhia sebagian besar dikendalikan Rusia dan kini dipaksa berintegrasi dengan perekonomiannya.

BACA JUGA: Ledakan Bom di Luar Kedubes Rusia di Kabul Tewaskan 2 Staf Kedutaan

Pihak berwenang yang didukung Moskow itu selama beberapa minggu terakhir telah membicarakan rencana menggelar referendum untuk secara resmi bergabung dengan wilayah yang diduduki Rusia, seperti yang dilakukan dalam pencaplokan Krimea tahun 2014.

Namun Kirill Stremousov, pejabat pro-Moskow di Kherson, mengatakan kepada stasiun TV pemerintah Rusia bahwa “kami akan menundanya untuk sementara,” meskipun tetap mempersiapkan referendum yang bergantung pada “semua peristiwa yang sedang terjadi,” di tengah serangan balasan Ukraina.

Ia kemudian memperhalus komentarnya, dengan mengatakan bahwa yang dilakukan “bukanlah penundaan” karena belum ada tanggal pasti yang sudah ditentukan.

“Referendum itu akan tetap dilakukan apa pun yang terjadi. Tidak ada yang akan membatalkannya,” kata Stremousov.

BACA JUGA: Pasukan Rusia dan China Gelar Latihan Militer di Laut Jepang

Pasukan Ukraina mengklaim beberapa kemenangan dalam serangan balasan mereka di sisi selatan negara itu. Mereka mengklaim telah merebut kembali beberapa area dan telah menghancurkan sejumlah sasaran, termasuk sebuah jembatan ponton, gudang amunisi dan pusat kendali tentara Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan, pada Minggu (4/9), perebutan kembali dua desa di selatan dan timur Ukraina, tanpa menyebut nama kedua desa tersebut.

Wakil kepala administrasi kepresidenan, Kyrylo Tymoshenko, juga mengunggah sebuah foto bendera Ukraina yang dikibarkan di desa Vysokopillia di utara wilayah Kherson pada akun Twitternya. [rd/jm]