MUI Beri Penghargaan kepada JK dan Retno Marsudi Atas Kontribusi untuk Perdamaian

  • Fathiyah Wardah

Penyerahan MUI Mujahid dan Mujahidah Awards kepada Dr. HC. M. Jusuf Kalla dan Retno LP Marsudi di Puri Agung, Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 3 Oktober 2024. (Courtesy: MUI)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganugerahkan penghargaan pejuang perdamaian kepada mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) dan penghargaan pejuang diplomasi kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, atas kontribusi mereka dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Sudarnoto Abdul Hakim menjelaskan penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi tinggi atas kontribusi keduanya dalam upaya menciptakan perdamaian.

Dia menambahkan perjuangan Retno dan Kalla menjadi contoh konkret diplomasi Islam moderat yang diperjuangkan MUI selama ini. Lembaganya, kata Sudarnoto, meyakini kiprah keduanya berdampak bagi Indonesia dan komunitas internasional.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Dr. Sudarnoto Abdul Hakim. (Foto: pribadi)

"Kedua tokoh ini adalah contoh nyata dari kepemimpinan yang berbasis pada prinsip-prinsip perdamaian, dialog, dan ketulusan. Mereka telah menunjukkan diplomasi bukan hanya soal negosiasi tapi juga tentang memahami perspektif dan kepentingan berbagai pihak," katanya.

Menurut Sudarnoto, melalui niat tulus dan pendekatan yang inklusif, konstruktif, dan humanis, Retno dan Kalla berhasil menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai bangsa dan negara. Di saat tantangan dan masalah global makin komoleks dan mendorong terjadinya krisis multidimensi yang sangat mengkhawatirkan, kontribusi Retno dan Klla terasa makin relevan, jelasnya.

Dia menyebutkan saat ini aliansi global di kalangan masyarakat sudah mulai bergerak dan mengoreksi total tatanan dunia yang kian tidak adil dan berkeadilan. Dalam konteks inilah, Retno dan JK terus merakit asa diplomasi untuk dunia yang damai, sejahtera, dan beradab.

Pada kesempatan itu, Menlu Retno Marsudi mengatakan isu Palestina sangat kental diangkat dalam dunia internasional, termasuk dalam partisipasinya di Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-79 di New York yang baru saja dihadirinya.

Indonesia, ungkapnya, termasuk negara yang berada di garis depan dalam membela perjuangan bangsa Palestina. Diplomasi Indonesia lanjutnya memilih untuk berpihak pada keadilan dan kemanusiaan serta membela kebenaran.

Retno juga menjelaskan fokus utama yang diperjuangkan Indonesia selama SMU PBB minggu lalu. "Pertama, terus menggalang negara-negara untuk mengakui negara Palestina. Pengakuan ini akan menempatkan Palestina dalam posisi sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Pengakuan ini akan memberikan harapan bagi bangsa Palestina dan pengakuan ini juga merupakan cara menekan Israel agar segera menghentikan kekejamannya terhadap bangsa Palestina," ujar Retno.

BACA JUGA: Pidato Perpisahan Retno Marsudi di PBB: Soroti Konflik Palestina dan Serukan Reformasi DK

Indonesia ungkap Retno juga terus mendorong implementasi resolusi Majelis Umum PBB yang meminta Israel mengakhiri pendudukannya yang ilegal di wilayah Palestina sesuai fatwa dari ICJ (Mahkamah Internasional).

Dia bersyukur perjuangan diplomasi Indonesia untuk Palestina mendapat dukungan luas masyarakat Indonesia dan organisasi masyarakat. Dia meminta semua pihak untuk tidak lengah karena Israel secara terstruktur berusaha mengubah narasi perjuangan membela Palestina menjadi hal yang negatif melalui media sosial.

Retno mengatakan situasi Palestina memang sangat mengkhawatirkan. Ia mengungkapkan, sudah lebih 41,7 ribu orang terbunuh di Palestina --15 ribu di antaranya adalah anak-anak. Selain itu lanjutnya, lebih dari 10 ribu orang tertimbun, lebih dari 90 ribu orang terluka dan 70 persen perumahna di Gaza hancur.

Ia juga mengatakan, bukan saja masyarakat sipil yang menjadi target, tapi juga pekerja kemanusiaan. Hingga saat ini, menurutnya, 220 pekerja kemanusiaan telah kehilangan nyawanya.

BACA JUGA: Bertemu Pemimpin Hamas, JK Serukan Persatuan Kelompok di Palestina

Saat menerima penghargaan, mantan wakil presiden Muhammad Jusuf Kalla (JK) menjelaskan bahwa turut serta memelihara perdamaian dunia merupakan amanah dari konstitusi. JK menekankan pentingnya upaya bersama dalam mengupayakan perdamaian atas konflik-konflik yang terjadi saat ini, khususnya perang di Palestina yang telah menyebar ke negara-negara Timur Tengah seperti Lebanon.

Menurut Kalla, keberanian yang ditunjukkan para pejuang Palestina dalam memperjuangkan keadilan melawan Israel tidaklah cukup.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia Agung Nurwijoyo menilai Menlu Retno dan JK memang layak untuk mendapatkan penghargaan tesebut atas sepak terjang keduanya dalam konteks pembelaan terhadap Palestina dan perdamaian global.

Dia menilai dalam sepuluh tahun terakhir Retno sebagai menlu, Palestina selalu menjadi sentral. Selain itu, katanya, Retni selalu mengedepankan aspek solidaritas dalam upaya mendorong negara-negara untuk memberikan dukungan kepada Palestina.

Agung juga memiliki pandangan serupa terhadap JK, khususnya jika menyangkut Palestina dan Afghanistan.

“Saya melihat kedua tokoh tersebut konsisten dalam membela Palestina dan dalam usaha menciptakan perdamaian global, saya kira merekaa layak mendapat penghargaan dari MUI,”ujarnya. [fw/ab]