Pihak berwenang di China memberlakukan lockdown terhadap sebuah kawasan ketiga di Beijing, Selasa (16/6), dalam usaha mencegah perluasan wabah virus corona, menyusul munculnya lebih dari 100 kasus baru virus corona baru-baru ini.
Sepanjang hari Senin (15/6), China secara nasional melaporkan 40 kasus baru, termasuk 27 kasus di Beijing. Di Beijing sendiri, sejak Kamis lalu, pihak berwenang mencatat ada 106 kasus baru. Tiga dari empat kasus baru di Provinsi Hebei dilaporkan terkait dengan wabah di Beijing.
Kasus-kasus baru di Beijing umumnya terkait dengan pasar induk Xinfadi. Ribuan orang kini mengantre di pusat-pusat tes corona di berbagai penjuru kota itu yang khusus melayani orang-orang yang pernah mengunjungi pasar itu dalam dua pekan terakhir dan orang-orang yang pernah menjalin kontak dengan mereka. Sekitar 9.000 pekerja di pasar itu telah dites terlebih dahulu.
Penyebaran awal terjadi di antara sesama pekerja pasar itu, kata Wu Zunyou, kepala bagian epidemiologi Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit China. Ia mengatakan, pihak berwenang cukup dini mendeteksi wabah itu sehingga yakin dapat mengendalikannya.
Pihak berwenang kini menutup tujuh kompleks permukiman di distrik Xicheng, Beijing. Mereka juga melarang warga kawasan yang dianggap berisiko tinggi itu meninggalkan Beijing. Jumlah penumpang bus, kereta dan kereta bawah tanah dibatasi, dan para penumpang diwajibkan mengenakan masker.
Daging segar dan makanan hasil laut di kota tersebut dan kota-kota lain di China juga diperiksa, meski banyak pakar meragukan bahwa virus itu dapat tersebar melalui suplai-suplai makanan. Laporan-laporan media di China mengatakan, ikan salmon tidak ditawarkan di 14 kota, termasuk Beijing, setelah virus corona ditemukan pada potongan salmon yang berasal dari pasar Xinfadi.
Pasar itu sendiri kini ditutup. Kawasan-kawasan permukiman di sekitar pasar itu juga ditutup, mempengaruhi kehidupan sekitar 90.000 orang di kota berpenduduk 20 juta orang itu. [ab/uh]