Tahun ini, musik di Sundance tampil dalam berbagai macam genre dan bahkan termasuk musik sebagai alat untuk penyembuhan.
LOS ANGELES —
Sejak awal film diciptakan, musik selalu berjalan seiring dengan film, tapi beberapa sutradara film baru menggunakan musik untuk mengeksplorasi tema eksistensial kemanusiaan yang ditampilkan di acara tahunan Sundance Film Festival.
“Whiplash,” salah satu unggulan dalam kompetisi film Amerika Sundance yang dimulai minggu lalu dan salah satu dari beberapa film yang pertama kali menggunakan musik sebagai alat untuk mengeksplorasi identitas kemanusiaan dalam festival tersebut, yang diadakan di resor ski Park City di Utah.
Film tersebut, disutradarai oleh Damien Chazelle, dibintangi oleh bintang yang naik daun Miles Teller sebagai pemain drum yang masuk ke sekolah musik dan bertemu dengan seorang guru yang menantangnya untuk mencapai kesempurnaan.
“Film yang sangat unik,” ujar Trevor Groth, direktur program Sundance. “Ini bisa menjadi terobosan festival ini karena sangat unik.”
“Whiplash” akan bersaing dengan “Low Down,” sebuah kisah tentang remaja perempuan yang tumbuh dengan seorang ayah yang berprofesi musisi yang bermasalah, dan “Song One,” di mana seorang perempuan muda mencari seorang musisi untuk membantu adiknya sembuh dari koma.
“Saya sangat tertarik dengan ide tentang kekuatan musik, dan bagaimana musik bisa menyatukan orang dengan cara tak terduga tanpa mereka sadari,” kata Kate Barker-Frayland, sutradara film “Song One.”
Film Drama romantis tersebut, yang dibintangi oleh pemenang Oscar Anne Hathaway dan Johnny Flynn, menyatukan dua orang yang sedang berada dalam titik rendah kehidupannya. Barker-Frayland mengatakan ia ingin cerita dalam filmnya mengambil latar belakang dunia musik Brooklyn yang bergeliat.
“Saya ingin mengambil gambar penampilan musik secara langsung dan merekam musiknya secara langsung untuk benar-benar menangkap sensasi menonton sebuah pertunjukan di berbagai tempat yang berbeda. Musik adalah hal yang sangat emosional dan semua lagu punya kandungan emosional,” ujarnya.
Musik dalam Berbagai Bentuk
Sundance yang kini sudah 30 tahun diselenggarakan, adalah festival film independen teratas di Amerika dan telah banyak membantu meluncurkan karir sutradara pendatang baru, termasuk Quentin Tarantino, Steven Soderbergh dan David O. Russell.
Festival ini, didukung oleh Sundance Institute milik Robert Redford, diselenggarakan di jalan-jalan yang dipenuhi salju di Park City pada 16-26 Januari.
Sundance juga mengantarkan beberapa film musik yang kuat ke dalam ajang penghargaan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk “Searching for Sugar Man” yang memenangkan kategori dokumenter dalam Oscar pada tahun 2012, dan “20 Feet from Stardom,” yang telah dinominasikan pada Oscar dalam kategori Dokumenter.
Tahun ini, musik mencakup semua kategori di Sundance, termasuk kompetisi, film yang pertama kali ditayangkan dan diunggulkan, dan tampil dalam berbagai bentuk, seperti musikal, cara untuk mengatasi masalah dan alat untuk penyembuhan.
Dalam film “God Help the Girl,” salah satu unggulan dalam kategori sinema dramatis dunia, musisi Skotlandia Stuart Murdoch, dari band indie-pop Belle & Sebastian, mengekslporasi kisah sebuah proses pendewasaan dengan musikal. Dalam kategori sorotan, “Only Lovers Left Alive,” dibintangi oleh Tilda Swinton dan Tom Hiddleston, menceritakan perjalanan seorang musisi murung yang menemukan kenyamanan pada kekasihnya ketika dunianya runtuh.
“Saya penasaran betapa musik menjadi daya tarik begitu besar bagi para sutradara,” ujar John Cooper, direktur film festival tersebut. “Mungkin karena passion mereka sangat serupa, tapi masing-masing musik mempunyai pendekatan yang sangat unik, seolah-olah tidak ada kesamaan lainnya selain musik.”
“Alive Inside: A Story of Music & Memory,” salah satu unggulan dalam kompetisi film dokumenter Amerika, mengeksplorasi kekuatan musik untuk menyembuhkan ketika seorang pria berjuang untuk menyediakan musik di rumah jompo untuk membantu mereka yang mengidap penyakit Alzheimer.
Film penutupan festival, “Rudderless,” yang disutradarai oleh aktor William H. Macy, menampilkan seorang ayah yang mengatasi kesedihan akibat kehilangan anak laki-lakinya dengan membentuk sebuah band rock 'n roll untuk menampilkan musik yang diciptakan anak laki-lakinya.
“Ini pasti menjadi perayaan musik dalam festival Sundance,” kata Cooper.
“Whiplash,” salah satu unggulan dalam kompetisi film Amerika Sundance yang dimulai minggu lalu dan salah satu dari beberapa film yang pertama kali menggunakan musik sebagai alat untuk mengeksplorasi identitas kemanusiaan dalam festival tersebut, yang diadakan di resor ski Park City di Utah.
Film tersebut, disutradarai oleh Damien Chazelle, dibintangi oleh bintang yang naik daun Miles Teller sebagai pemain drum yang masuk ke sekolah musik dan bertemu dengan seorang guru yang menantangnya untuk mencapai kesempurnaan.
“Film yang sangat unik,” ujar Trevor Groth, direktur program Sundance. “Ini bisa menjadi terobosan festival ini karena sangat unik.”
“Whiplash” akan bersaing dengan “Low Down,” sebuah kisah tentang remaja perempuan yang tumbuh dengan seorang ayah yang berprofesi musisi yang bermasalah, dan “Song One,” di mana seorang perempuan muda mencari seorang musisi untuk membantu adiknya sembuh dari koma.
“Saya sangat tertarik dengan ide tentang kekuatan musik, dan bagaimana musik bisa menyatukan orang dengan cara tak terduga tanpa mereka sadari,” kata Kate Barker-Frayland, sutradara film “Song One.”
“Saya ingin mengambil gambar penampilan musik secara langsung dan merekam musiknya secara langsung untuk benar-benar menangkap sensasi menonton sebuah pertunjukan di berbagai tempat yang berbeda. Musik adalah hal yang sangat emosional dan semua lagu punya kandungan emosional,” ujarnya.
Musik dalam Berbagai Bentuk
Sundance yang kini sudah 30 tahun diselenggarakan, adalah festival film independen teratas di Amerika dan telah banyak membantu meluncurkan karir sutradara pendatang baru, termasuk Quentin Tarantino, Steven Soderbergh dan David O. Russell.
Festival ini, didukung oleh Sundance Institute milik Robert Redford, diselenggarakan di jalan-jalan yang dipenuhi salju di Park City pada 16-26 Januari.
Sundance juga mengantarkan beberapa film musik yang kuat ke dalam ajang penghargaan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk “Searching for Sugar Man” yang memenangkan kategori dokumenter dalam Oscar pada tahun 2012, dan “20 Feet from Stardom,” yang telah dinominasikan pada Oscar dalam kategori Dokumenter.
Tahun ini, musik mencakup semua kategori di Sundance, termasuk kompetisi, film yang pertama kali ditayangkan dan diunggulkan, dan tampil dalam berbagai bentuk, seperti musikal, cara untuk mengatasi masalah dan alat untuk penyembuhan.
Dalam film “God Help the Girl,” salah satu unggulan dalam kategori sinema dramatis dunia, musisi Skotlandia Stuart Murdoch, dari band indie-pop Belle & Sebastian, mengekslporasi kisah sebuah proses pendewasaan dengan musikal. Dalam kategori sorotan, “Only Lovers Left Alive,” dibintangi oleh Tilda Swinton dan Tom Hiddleston, menceritakan perjalanan seorang musisi murung yang menemukan kenyamanan pada kekasihnya ketika dunianya runtuh.
“Saya penasaran betapa musik menjadi daya tarik begitu besar bagi para sutradara,” ujar John Cooper, direktur film festival tersebut. “Mungkin karena passion mereka sangat serupa, tapi masing-masing musik mempunyai pendekatan yang sangat unik, seolah-olah tidak ada kesamaan lainnya selain musik.”
Film penutupan festival, “Rudderless,” yang disutradarai oleh aktor William H. Macy, menampilkan seorang ayah yang mengatasi kesedihan akibat kehilangan anak laki-lakinya dengan membentuk sebuah band rock 'n roll untuk menampilkan musik yang diciptakan anak laki-lakinya.
“Ini pasti menjadi perayaan musik dalam festival Sundance,” kata Cooper.