Lebih dari dua tahun lalu militan ISIS merebut desa Irak, Brashmana dengan mengatakan mereka “membebaskan” penduduk dari pemerintah sebelum mereka menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian penduduk di sana.
Sekitar dua bulan lalu pasukan Irak termasuk milisi Shiah yang dikenal sebagai Hashd Shaabi, atau pasukan Mobilisasi Populer, merebut kembali desa itu dan kini perlahan-lahan desa itu hidup kembali.
Di sisi lain Mosul, pusat pertempuran untuk merebut kembali Irak dari militan ISIS, pasukan Irak bergerak masuk makin dalam ke kota itu. Tapi di gurun-gurun bagian barat pertempuran berlanjut di negara itu sementara pasukan mendekati Tal-Afar, kota strategis antara Mosul dan perbatasan Suriah di mana ISIS diperkirakan akan melancarkan perlawanan sengit.
Tentara Hashd Shaabi mengatakan operasi melamban sementara musim dingin mulai tiba, dan semakin banyak jumlah warga sipil yang disandera ISIS untuk dijadikan perisai. Tentara itu menambahkan merebut Tal-Afar bisa lama dan menjadi perjuangan yang sulit.
“Kita harus segera membebaskan Mosul dan Tal-Afar, tapi sasaran pasukan Irak bukan hanya membebaskan tempat itu dari militan ISIS," kata Sheikh Kareem al-Kharkani komandan brigade Hashd Shaabi.
“Tujuannya adalah membebaskan rakyat dari cengkeraman militan ISIS dan memulihkan daerah itu agar hidup kembali. Sekarang banyak warga sipil berada di Tal-Afar,” imbuhnya.
Ketika Hashd Shaabi tiba di sana, penduduk mengatakan komunitas muslim Sunni takut kekerasan sektarian akan terjadi. Militan dan laporan-laporan lain mengatakan milisi Syiah bertanggung jawab atas pembunuhan dan pemerkosaan terhadap warga Sunni sementara mereka merebut daerah-daerah yang dikuasai ISIS.
Tapi di Bashmana dan desa-desa lainnya di kawasan ini penduduk setempat menyebut tentara Hashd Shaabi sebagai tentara yang “pembebasan”. [my/jm]