Ramadan atau bulan puasa di Amerika mulai berlangsung Jum'at ini (20/7), sebagaimana umumnya di dunia Arab dan beberapa kawasan di Asia.
Dewan Fikih Amerika Utara memutuskan, Ramadan atau bulan puasa, di Amerika mulai berlangsung Jumat ini, sebagaimana umumnya di dunia Arab dan beberapa kawasan di Asia.
Dewan yang merupakan organisasi cendekiawan Muslim Amerika itu, mengeluarkan keputusannya berdasarkan perhitungan ilmiah yang disebut Hisab. Perhitungan itu memungkinkan mereka menetapkan awal bulan puasa beberapa tahun sebelumnya.
Metoda Hisab berbeda dari metoda yang disebut Rukyah, yang didasarkan pada penampakan bulan, dan biasanya digunakan Muslim di Indonesia untuk menetapkan awal dan akhir Ramadan.
Muslim Indonesia yang tinggal di Amerika biasanya merujuk pada salah satu dari dua organisasi Muslim terbesar, yaitu Asosiasi Muslim Indonesia di Amerika (IMAAM), dan Perhimpunan Masyarakat Muslim Indonesia di Amerika dan Kanada (IMSA). Kedua kelompok ini memiliki pendapat berbeda mengenai keputusan Dewan Fikih itu. IMAAM mengikuti keputusan Dewan Fikih, sementara IMSA tidak demikian.
Meski demikian, ketua IMSA, Arief Iswanto, mengatakan perbedaan tersebut tidak memecah belah kaum Muslim. Ia yakin kedua keputusan itu benar karena memiliki rujukan masing-masing.
Pusat Islam Washington DC, mesjid terbesar di ibukota Washington, memutuskan pada Kamis malam bahwa Ramadan dimulai Jumat ini. Organisasi-organisasi Muslim memperkirakan ada tujuh juta umat Islam di Amerika.
Selama Ramadan, kaum Muslim diwajibkan puasa dan tidak merokok, tidak berhubungan kelamin dan tidak minum dari mulai matahari terbit hingga matahari terbenam, serta berbuat baik dan melakukan amal.
Permulaan bulan suci dalam kalender Islam ditandai dengan terlihatnya bulan sabit, yang berbeda di setiap negara. Bulan Ramadan menurut kaum Muslim, telah dimulai sejak 1400 tahun yang lalu, ketika Nabi Muhammad pertama kali menerima ayat-ayat kitab suci al-Quran.
Sebagian Muslim di Indonesia dan Tiongkok juga akan merayakan awal Ramadan hari Jumat.
Dewan yang merupakan organisasi cendekiawan Muslim Amerika itu, mengeluarkan keputusannya berdasarkan perhitungan ilmiah yang disebut Hisab. Perhitungan itu memungkinkan mereka menetapkan awal bulan puasa beberapa tahun sebelumnya.
Metoda Hisab berbeda dari metoda yang disebut Rukyah, yang didasarkan pada penampakan bulan, dan biasanya digunakan Muslim di Indonesia untuk menetapkan awal dan akhir Ramadan.
Muslim Indonesia yang tinggal di Amerika biasanya merujuk pada salah satu dari dua organisasi Muslim terbesar, yaitu Asosiasi Muslim Indonesia di Amerika (IMAAM), dan Perhimpunan Masyarakat Muslim Indonesia di Amerika dan Kanada (IMSA). Kedua kelompok ini memiliki pendapat berbeda mengenai keputusan Dewan Fikih itu. IMAAM mengikuti keputusan Dewan Fikih, sementara IMSA tidak demikian.
Meski demikian, ketua IMSA, Arief Iswanto, mengatakan perbedaan tersebut tidak memecah belah kaum Muslim. Ia yakin kedua keputusan itu benar karena memiliki rujukan masing-masing.
Pusat Islam Washington DC, mesjid terbesar di ibukota Washington, memutuskan pada Kamis malam bahwa Ramadan dimulai Jumat ini. Organisasi-organisasi Muslim memperkirakan ada tujuh juta umat Islam di Amerika.
Selama Ramadan, kaum Muslim diwajibkan puasa dan tidak merokok, tidak berhubungan kelamin dan tidak minum dari mulai matahari terbit hingga matahari terbenam, serta berbuat baik dan melakukan amal.
Permulaan bulan suci dalam kalender Islam ditandai dengan terlihatnya bulan sabit, yang berbeda di setiap negara. Bulan Ramadan menurut kaum Muslim, telah dimulai sejak 1400 tahun yang lalu, ketika Nabi Muhammad pertama kali menerima ayat-ayat kitab suci al-Quran.
Sebagian Muslim di Indonesia dan Tiongkok juga akan merayakan awal Ramadan hari Jumat.