Muslim Kanada Berperan Penting Dalam Gagalkan Serangan Teror

Anggota Kepolisian Kanada berbicara dalam jumpa pers mengenai penangkapan tersangka pelaku plot serangan teror di Toronto (22/4). (Reuters/Aaron Harris)

Komunitas Muslim dan para imam di Kanada mengatakan siap memberi informasi kepada polisi mengenai anggota komunitas yang radikal.
Komunitas Muslim di Kanada, yang menginformasikan polisi mengenai dugaan plot untuk menyerang kereta penumpang yang mengarah pada penangkapan dua tersangka minggu ini, mengatakan bahwa para imam siap melaporkan anggota komunitas yang radikal yang sepertinya siap melanggar aturan.

Polisi menangkap Raed Jaser dari Toronto dan Chiheb Esseghaier dari Montreal Senin (22/4) lalu dan mengatakan polisi telah menyelidiki kedua tersangka tersebut sejak musim gugur yang lalu menyusul informasi dari komunitas Muslim di Toronto.

Kedua pria itu muncul dalam sidang yang terpisah di pengadilan, Selasa.
Penduduk Muslim di Kanada mencapai satu juta orang dari populasi total 34,5 juta di negara itu.

Meski hubungan antara warga Muslim dan penegakan hukum tidak tegang seperti pada komunitas Muslim yang besar di Perancis dan Inggris, petugas badan mata-mata Kanada seringkali mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai bahaya dari anak muda yang mengalami radikalisasi.

Naseer Irfan Syed, seorang pengacara yang mendekati polisi mewakili seorang imam di Toronto yang khawatir akan Jaser, mengatakan tokoh-tokoh masyarakat harus bisa membedakan tindakan mana yang hanya omong kosong penuh kemarahan dan mana yang merupakan ancaman sebenarnya.

“Orang-orang harus tahu bahwa pemimpin komunitas dan imam khawatir dengan tuduhan-tuduhan ini dan mereka adalah orang-orang yang bertanggung jawab dan akan melapor pada pihak berwenang saat diperlukan,” ujarnya.

“Tapi pada saat yang sama mereka juga akan melakukan penilaian sehingga (pelaporan) tidak dilakukan sembrono dan terburu-terburu,” ujarnya. Syed menolak memberi nama imam yang berbicara dengan polisi mengenai plot penyerangan kereta.

Baik Perdana Menteri Stephen Harper dan Menteri Keamanan Publik Vic Toews berbicara di Parlemen Selasa lalu untuk berterima kasih pada komunitas Muslim.
Komitmen Kanada untuk melindungi kelompok minoritas termaktub dalam Piagam Hak Asasi dan Kemerdekaan negara itu serta keputusan-keputusan Mahkamah Agung.

Ihsaan Gardee, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam Kanada, juga menekankan pentingnya keputusan imam tahun lalu untuk memberi informasi pada polisi.

“Hal ini menunjukkan secara jelas bahwa Muslim di Kanada, yang kesejahteraannya terkait dengan warga negara lain, merupakan mitra untuk perdamaian,” ujarnya.
“Kami kira penting untuk menghargai peran yang dilakukan kelompok Muslim secara reguler dalam program penjangkauan. Kami secara rutin memiliki kontak dengan badan-badan keamanan.”

Plot serangan paling serius di Kanada yang melibatkan Muslim terjadi pada 2006 ketika polisi menangkap hampir 20 pria di Toronto karena berencana menanam bom di berbagai lokasi. Sebelas diantaranya kemudian didakwa melakukan kejahatan itu.
Gardee mengatakan komunitas Muslim sadar akan risiko anak muda yang teradikalisasi dan bahwa kelompok-kelompok imam pada 2005 dan 2006 mengujat terorisme dalam bentuk apa pun.

“Kami sangat menganggap serius masalah ini dan hal ini akan terus berupaya mengatasinya. Apa lagi yang bisa dilakukan? Banyak yang selalu bisa dilakukan dan itulah mengapa kami selalu mengontak badan-badan keamanan,” ujarnya.

Christian Leuprecht, seorang ahli terorisme di Queen's University di Kingston, Ontario, mengatakan pemberian informasi merupakan upaya ekstensif dari kepolisian Kanada untuk memperbaiki hubungan dengan kelompok Muslim.

“Salah satu dari isu-isu utama, dan yang membuat kami berbeda dengan Amerika Serikat, adalah bahwa Kepolisian Kanada memisahkan secara jelas upaya membangun hubungan dengan komunitas lokal dengan pekerjaan intelijen,” ujarnya.

Gardee mengatakan ia yakin masyarakat Kanada akan melihat plot ini sebagai “dugaan tindakan kriminal dan sesat dari beberapa orang” yang tidak merefleksikan atau merepresentasikan Muslim secara keseluruhan.

“Pesan kita pada siapapun yang mendukung ideologi kekerasan adalah bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan keimanan kita,” ujarnya. (Reuters/Alastair Sharp dan David Ljunggren)