Para petugas sensus bekerja di seluruh pelosok Birma, juga dikenal sebagai Myanmar, untuk mengumpulkan data jumlah penduduk. Sensus itu dikecam karena memicu ketegangan agama dan etnis.
Hasil sensus itu dipertanyakan setelah pemerintah memutuskan bahwa warga Muslim harus mendaftar sebagai Bengali bukan Rohingya, sebuah kelompok tanpa kewarganegaraan yang menurut PBB termasuk minoritas yang paling teraniaya di dunia.
Berbagai minoritas etnis khawatir bahwa pertanyaan rinci dalam sensus itu akan digunakan untuk tujuan-tujuan politik.
Sebagian kelompok mengatakan mereka akan menghalangi petugas sensus memasuki wilayah mereka, sementara yang lain mengatakan akan memboikot survei itu.
Sensus itu dijadwalkan berakhir pada tanggal 10 April.
Berbagai minoritas etnis khawatir bahwa pertanyaan rinci dalam sensus itu akan digunakan untuk tujuan-tujuan politik.
Sebagian kelompok mengatakan mereka akan menghalangi petugas sensus memasuki wilayah mereka, sementara yang lain mengatakan akan memboikot survei itu.
Sensus itu dijadwalkan berakhir pada tanggal 10 April.