Dunia kini menghadapi isu pengungsi akibat perubahan iklim, penduduk yang rumahnya kebanjiran akibat naiknya permukaan laut. Tetapi di Wales, Inggris, sejumlah penduduk di salah satu kota tepi laut mengalami kebingungan dan marah terhadap suatu keputusan politik yang dibuat tanpa peduli terhadap lingkungan alam sekitar dan membiarkan tenggelamnya kota itu ke dalam laut.
Kota tepi laut Fairbourne di Wales merupakan kota pantai yang indah namun berada di ujung muara di dataran rendah Wales. Dan perlahan tapi pasti, permukaan air kian naik.
Your browser doesn’t support HTML5
Lambannya kemajuan di bidang kelautan menyebabkan para pemimpin politik Wales merekomendasikan kota itu dinonaktifkan mulai tahun 2045, dan agar kota itu menghilang menjelang tahun 2055.
Tidaklah mengherankan ketika penduduk setempat merasa tidak senang dengan gagasan itu. Stuart Eves dari lokasi Camping dan Caravan Ynysfaig mengemukakan, "Dengan apa yang terjadi sekarang seperti dikatakan oleh Gwynedd Council bahwa mereka akan menghancurkan desa kami pada tahun 2045 atau 2055. Kenapa demikian? Tunjukkan pada kami data yang digunakan sebagai alasan bahwa permukaan air laut akan naik begitu cepat dalam kurun waktu itu.”
Tetapi para ilmuwan khawatir jika satu dan lain hal, air laut akan kembali membanjiri Fairbourne. Martin Austin, pakar kelautan dari Bangot University menjelaskan, "Evolusi alami garis pantai terjadi sangat, sangat lambat, tetapi jika kita mencoba pertahankan garis pantai agar dapat bertahan terhadap sesuatu yang pada dasarnya mampu merusaknya, maka jika Anda sedikit melemah, atau jika ada badai kuat yang signifikan, niscaya itu akan menyebabkan perubahan yang sangat, sangat cepat dan mungkin sebagai bencana besar.”
Nilai properti bangunan menjadi anjlok dan penduduk setempat mengungkapkan tidak yakin dengan apa yang hendak mereka lakukan sementara ini. Angela Thomason dari Dewan Masyarakat Kota Fairbourne memaparkan, "Kami merasa tidak nyaman disebut desa pengungsi iklim pertama. Yang kami inginkan sekarang adalah jawaban. Kami ingin tahu apakah tembok-tembok laut itu akan bobol sebelum 2045 juga apa yang akan terjadi pada kami.”
Jawabannya sulit didapat, tetapi para pemimpin politik menyatakan sesuatu harus dilakukan, atau seseorang akan menjadi korban saat air datang. Catrin Wager dari Gwynedd Council mengemukakan, "Itulah intinya di mana keduanya menjadi tidak ekonomis dan meningkatnya resiko hidup dalam menyokong pertahanan sekitar Fairbourne. Jadi, itulah sebabnya laporan tersebut merekomendasikan penonaktifan dimulai sekitar tahun 2045.”
Para ilmuwan mengemukakan karena naiknya permukaan laut di seluruh dunia, maka semakin banyak kota dan daerah di dekat laut harus berurusan dengan masalah perubahan iklim.
Sementara penduduk Fairbourne tidak senang untuk menjadi pengungsi akibat perubahan iklim, mereka hanyalah beberapa ribu dari jutaan orang yang diperkirakan akan menjadi pengungsi akibat naiknya permukaan air laut dalam 50 tahun mendatang. [mg/lt]