Teleskop antariksa Spitzer milik NASA untuk pertama kalinya berhasil mendeteksi cahaya inframerah dari sebuah planet di luar tata surya kita.
Keberhasilan teleskop antariksa Spitzer milik NASA untuk mendeteksi cahaya inframerah dari planet di luar tata surya kita merupakan kemajuan besar dalam pencarian kehidupan di dunia lain.
Planet yang diteliti itu tidak dapat dihuni, tetapi para ilmuwan berharap bahwa teknik pengukuran inframerah yang dibuat lebih canggih di masa depan akan dapat membedakan molekul organik, yang merupakan tanda-tanda adanya potensi kehidupan.
Planet-planet jauh yang mengorbit bintang-bintang di luar tata surya kita dikenal sebagai exoplanet. Sebuah studi badan antariksa Amerika yang dipublikasikan minggu ini melaporkan tentang planet exoplanet 55 Cancri e, yang disebut 'Bumi Super' berjarak sekitar 41 tahun cahaya dari dunia kita, yang termasuk relatif dekat secara kosmik.
Planet itu memiliki massa sekitar delapan kali massa Bumi dan berukuran dua kali besar Bumi. Planet itu mengorbit bintang 55 Cancri setiap 18 jam, sedemikian sehingga sisinya yang sama terus menerus menghadap ke mataharinya. Akibatnya, suhu permukaan planet itu mencapai lebih dari 1.700 derajat Celcius, lebih dari cukup untuk mengubah besi dan logam lain menjadi cair.
Data yang dikumpulkan oleh teleskop Spitzer menunjukkan bahwa 55 Cancri e memiliki inti batu, dikelilingi oleh lapisan air dalam keadaan 'superkritis', keduanya dalam bentuk cair dan gas sekaligus.
Exoplanet pertama ditemukan hanya beberapa tahun sebelum peluncuran teleskop Spitzer pada tahun 2003, dan misi tersebut telah direncanakan selama beberapa dekade sebelum itu.
Para ilmuwan NASA mengatakan mereka gembira dengan keberhasilan yang dicapai sejauh ini, dan mereka mengharapkan kemajuan-kemajuan lebih lanjut dalam studi mengenai kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi dalam peluncuran wahana utama berikutnya untuk mempelajari alam semesta. Menurut rencana badan antariksa NASA akan meluncurkan Teleskop Antariksa James Webb, pada tahun 2018 .
Studi NASA itu diterbitkan dalam jurnal astrofisika, The Astrophysical Journal.
Planet yang diteliti itu tidak dapat dihuni, tetapi para ilmuwan berharap bahwa teknik pengukuran inframerah yang dibuat lebih canggih di masa depan akan dapat membedakan molekul organik, yang merupakan tanda-tanda adanya potensi kehidupan.
Planet-planet jauh yang mengorbit bintang-bintang di luar tata surya kita dikenal sebagai exoplanet. Sebuah studi badan antariksa Amerika yang dipublikasikan minggu ini melaporkan tentang planet exoplanet 55 Cancri e, yang disebut 'Bumi Super' berjarak sekitar 41 tahun cahaya dari dunia kita, yang termasuk relatif dekat secara kosmik.
Planet itu memiliki massa sekitar delapan kali massa Bumi dan berukuran dua kali besar Bumi. Planet itu mengorbit bintang 55 Cancri setiap 18 jam, sedemikian sehingga sisinya yang sama terus menerus menghadap ke mataharinya. Akibatnya, suhu permukaan planet itu mencapai lebih dari 1.700 derajat Celcius, lebih dari cukup untuk mengubah besi dan logam lain menjadi cair.
Data yang dikumpulkan oleh teleskop Spitzer menunjukkan bahwa 55 Cancri e memiliki inti batu, dikelilingi oleh lapisan air dalam keadaan 'superkritis', keduanya dalam bentuk cair dan gas sekaligus.
Exoplanet pertama ditemukan hanya beberapa tahun sebelum peluncuran teleskop Spitzer pada tahun 2003, dan misi tersebut telah direncanakan selama beberapa dekade sebelum itu.
Para ilmuwan NASA mengatakan mereka gembira dengan keberhasilan yang dicapai sejauh ini, dan mereka mengharapkan kemajuan-kemajuan lebih lanjut dalam studi mengenai kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi dalam peluncuran wahana utama berikutnya untuk mempelajari alam semesta. Menurut rencana badan antariksa NASA akan meluncurkan Teleskop Antariksa James Webb, pada tahun 2018 .
Studi NASA itu diterbitkan dalam jurnal astrofisika, The Astrophysical Journal.