Perdana Menteri Guinea, Amadou Oury Bah, pada Rabu (12/6) mengatakan bahwa dia khawatir akan opini yang menyerang negara-negara Afrika di Eropa, setelah partai-partai kanan jauh meraih kemenangan signifikan dalam pemilu parlemen Eropa pada Minggu.
Membandingkan situasi ini dengan naiknya fasisme sebelum Perang Dunia II, Oury Bah mengatakan bahwa dia mengamati “radikalisasi terhadap populasi imigran di seluruh dunia”.
“Itu adalah pertanyaan yang disampaikan kepada kami. Kami memiliki populasi warga Afrika yang besar di Eropa,” kata Oury Bah.
Guinea adalah negara dengan pemerintahan yang didominasi militer dan merupakan bekas koloni Prancis.
“Kami prihatin akan situasi ini,” tambahnya.
Meski begitu, Oury Bah juga mengatakan bahwa dia bersedia bekerja sama dengan para pemimpin kanan jauh, kalau mereka berkuasa.
BACA JUGA: Kemenangan Kelompok Ekstrem Kanan di Parlemen Uni Eropa Sesuai PrediksiDalam wawancara dengan Radio Prancis Internasional, dia mengindikasikan bahwa dia akan siap untuk bekerja sama dengan Jordan Bardella, jika pemimpin partai National Rally yang antiimigran di Prancis itu, ditunjuk sebagai perdana menteri.
Partai Bardella memberikan kekalahan yang telak bagi aliansi sentris Emmanuel Macron, yang mendorong presiden Prancis itu mengambil pertaruhan mengejutkan dan meminta pemilu nasional secepatnya.
Oury Bah mengatakan, parlemen yang didominasi oleh partai National Rally “tidak begitu mengkhawatirkan mereka. Dia menambahkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pemerintahan manapun di Republik Prancis dan bahkan di seluruh Eropa. “Saya tidak terlalu pesimistis,” tambah dia. [ns/ka]