Kelompok LGBT Hadapi Kekerasan Brutal di Turki

Polisi anti-huru hara menggunakan meriam air untuk membubarkan aktivis hak LGBT di Istanbul, Turki, 2015. (Reuters/Kemal Aslan)

Insiden-insiden dan serangan brutal yang banyak terjadi dalam tahun-tahun belakangan telah memicu seruan supaya pemerintah Turki melindungi hak-hak kaum LGBT.

Mohammad Wisam Sankari, seorang pengungsi Suriah yang gay ditemukan tewas dipenggal dan diperkosa di Istanbul bulan lalu.

Di kota Mersin, seorang perempuan transgender yang bernama Melissa diserang dan dipukuli oleh orang-orang yang meneriakkan kata-kata “Allahu akbar.” Tidak seorang pun ditangkap polisi.

Juga bulan lalu, seorang perempuan transgender dan aktivis LGBT yang bernama Hande Kader diculik, diperkosa dan kemudian dibakar sampai mati di kota Istanbul.

Insiden-insiden dan serangan seperti itu, yang banyak terjadi dalam tahun-tahun belakangan telah memicu seruan supaya pemerintah Turki melindungi hak-hak kaum LGBT.

Direktur global Human Rights Campaign, Ty Cobb mengatakan, sebuah surat yang ditandatangani oleh 57 orang anggota Kongres Amerika telah dikirim kepada pemerintah Turki setelah pembunuhan Hande Kader.

Cobb mengatakan, ketidakstabilan politik yang kini melanda Turki telah menyumbang terjadinya serangan-serangan atas orang-orang LGBT.

Seorang pejabat pemerintah Turki mengatakan kepada VOA bahwa Turki adalah negara demokratis yang diatur sesuai dengan undang-undang. Semua warga Turki dianggap sama di mata hukum, “dan saya yakin kasus-kasus pembunuhan ini akan diselidiki dan pelakunya dibawa ke pengadilan,” kata pejabat itu.

Perkumpulan internasional warga lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks atau ILGA mengatakan, dari 49 negara Eropa, Turki berada pada nomor 46 terkait penghormatan terhadap hak asasi kelompok LGBT. [isa/sp]