Sekitar 50 migran Amerika Tengah terkatung-katung di perbatasan AS setelah inspektur perbatasan AS mengatakan pos itu tidak memiliki cukup tempat untuk menampung mereka.
Para migran, yang melakukan perjalanan bersama untuk mencari suaka di Amerika, bangun hari Senin pagi (30/4) di dekat fasilitas perlintasan perbatasan di Tijuana, Meksiko.
Hari Minggu, para migran dilarang memasuki pos perbatasan San Ysidro karena para pejabat mengatakan tempat itu sudah penuh.
Tidak jelas berapa lama para migran harus menunggu untuk bertemu petugas Patroli Bea dan Cukai AS. 50 hingga 100 migran lainnya yang berkemah di Tijuana mengatakan mereka juga berencana masuk ke AS untuk minta suaka.
Penyelenggara rombongan imigran itu mengatakan mereka ingin orang-orang yang paling rentan masuk terlebih dahulu, termasuk anak-anak yang terancam.
Banyak dari migran itu perempuan dan anak-anak dan mereka adalah bagian dari sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa ratus orang dari Honduras, Guatemala, dan El Salvador yang telah mencapai Tijuana, Meksiko.
Nicole Ramos, pengacara yang bekerja untuk para migran itu, mengatakan mereka berencana mengatakan kepada petugas perbatasan bahwa mereka takut untuk pulang ke negara mereka.
"Ini sangat emosional karena para migran telah melakukan perjalanan selama satu bulan untuk mencapai perbatasan. Mereka siap mencari suaka, mereka tahu hak mereka, dan mereka berhak mencari perlindungan di Amerika. Ini adalah saat yang penuh emosi bagi semuanya,” kata Nicole Ramos.
Presiden Donald Trump dan para anggota pemerintahannya telah memantau gerakan rombongan migran ini, yang mereka sebut sebagai ancaman bagi Amerika sejak rombongan mulai bergerak dari kota Tapachulan, Meksiko, dekat pberbatasan dengan Guatamela tanggal 25 Maret.
Your browser doesn’t support HTML5
Trump telah mengirim ratusan anggota Garda Nasional ke perbatasan setelah menyampaikan pernyataan kemarahan terhadap para migran tersebut dan menekan Meksiko agar menghentikan rombongan itu, bahkan sampai mengancam Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara.
Meksiko mengabaikan tekanan dari Trump. Mereka justru memberikan izin transit selama satu bulan untuk memutuskan apakah mereka ingin minta perlindungan di Meksiko, pulang ke negara mereka, atau melanjutkan perjalanan ke Amerika.
Para migran hari Minggu berjalan menuju penyeberangan pejalan kaki El Chaparral mengenakan pita lengan putih untuk membedakan mereka dari warga lain di lokasi perbatasan yang sibuk. [ds/my-ii].