Spesialis militer NATO mengadakan sesi pelatihan bagi kadet militer di negara Asia Tengah, Uzbekistan, minggu ini, kata kementerian pertahanan negara itu, Selasa (16/4).
Uzbekistan yang merupakan negara eks-Soviet memiliki hubungan dekat dengan Moskow dan juga telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan mengenai peningkatan kerja sama ekonomi dengan para pejabat Taliban dari negara tetangga Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir.
Kementerian Pertahanan Uzbekistan mengatakan bahwa personel NATO telah melakukan “sesi pelatihan mengenai sejumlah mata pelajaran untuk taruna” selama kunjungan ke pusat pelatihan spesialis tentara di negara tersebut.
“Pelatihan kolaboratif” ini akan berlangsung hingga 20 April, tambahnya dalam sebuah pernyataan.
NATO secara teratur mengadakan acara pelatihan di negara-negara yang bukan anggota aliansi tersebut, termasuk beberapa negara seperti Uzbekistan, yang dekat dengan Rusia.
Negara Asia Tengah ini semakin didekati oleh negara-negara seperti China, Turki, Rusia dan negara-negara Barat ketika pihak berwenang mendorong upaya besar untuk membuka negaranya setelah terisolasi selama beberapa dekade.
Sejak menginvasi Ukraina, pengaruh Rusia mendapat tantangan di wilayah-wilayah yang secara historis dianggap sebagai wilayah pengaruhnya, seperti Asia Tengah dan Kaukasus.
Uzbekistan, yang berpenduduk 35 juta orang, kaya akan sumber daya alam dan menempati posisi strategis di Asia Tengah, berbatasan dengan empat negara bekas republik Soviet lainnya serta Afghanistan.
Presiden Shavkat Mirziyoyev mempertahankan dialog dengan otoritas Taliban dan pejabat dari kelompok tersebut telah secara teratur diundang ke Tashkent sejak kembali berkuasa pada tahun 2021.
Moskow mengkritik meningkatnya keterlibatan Barat di negara itu.
Tahun lalu mereka mengutuk kunjungan pejabat senior militer AS ke Uzbekistan dan memperingatkan agar pasukan Barat tidak “kembali” ke Afghanistan atau ditempatkan di Asia Tengah. [ab/uh]