Paling sedikit 5 ledakan keras dari apa yang tampaknya serangan udara NATO terdengar di ibukota Libia, Tripoli, Selasa pagi.
Bombardemen yang sangat berat menyusul serangan udara NATO yang terpisah hari Senin terhadap gudang senjata pemerintah dekat kota Zintan, Libia barat.
Dalam kota pelabuhan terkepung Misrata, laskar pemberontak mengatakan mereka telah memukul mundur pasukan pemerintah dari kedudukan yang mengelilingi kota itu. Sebuah kapal yang dicharter Palang Merah Internasional tiba di Misrata hari Senin, yang membawa 8 ribu botol makanan bayi serta peralatan bedah dan perban yang sangat dibutuhkan.
Sebelumnya, PBB mengatakan sebuah kapal yang memuat 600 pengungsi dari Libia tenggelam di lepas pantai negara itu hari Jumat, dan jumlah korban jiwa belum diketahui. Salah Kurdi, seorang penasehat hukum Dewan Ham PBB, memberitahu VOA kapal itu sedang menuju Italia dari ibukota Libia ketika menubruk batu dan terbalik. Ia mengatakan pengawal pantai Italia menyelamatkan banyak penumpang, tetapi ia tidak mempunyai informasi mengenai korban.
Kurdi juga mengungkapkan insiden sebelumnya dimana kapal yang lebih kecil yang melarikan diri dari Libia menghadapi masalah segera setelah bertolak dari Tripoli. Kapal itu terombang-ambing di laut terbuka selama 18 hari dan sebelum terombang-ambing kembali ke pantai Libia, sebagian besar dari ke-72 orang didalamnya sudah meninggal dunia atau hampir meninggal karena kelaparan dan dahaga.
Orang-orang yang selamat dari pelayaran yang naas itu – semua orang Afrika yang datang atau bekerja di Libia – mengatakan satuan militer NATO melihat penderitaan mereka tetapi gagal memberi pertolongan. NATO membantah klaim pengungsi itu, tetapi suratkabar Inggris, The Guardian, menyelidiki dan melaporkan bahwa satuan-satuan NATO tampaknya tidak mengindahkan permohonan orang-orang Afrika itu.