Lima negara berpengaruh dunia yang sedang berupaya menyelamatkan perjanjian nuklir mereka dengan Iran pada tahun 2015 dari upaya-upaya AS untuk membatalkannya, menghadapi kemunduran baru sewaktu mereka bertemu dengan para pejabat Iran di Wina, Jumat (6/12).
Sehari sebelum Inggris, Perancis, Jerman, China dan Rusia mengadakan pembicaraan dengan Iran di ibukota Austria itu, Moskow menyatakan menangguhkan pekerjaannya untuk mengkonfigurasi ulang fasilitas nuklir bawah tanah Iran di Fordow untuk keperluan riset medis sipil. Pemerintahan Trump telah memperingatkan bulan lalu bahwa AS akan mencabut pengecualian yang melindungi Moskow dari sanksi-sanksi AS terhadap proyek Fordow mulai 15 Desember ini.
TVEL, unit perusahaan energi nuklir milik pemerintah Rusia Rosatom, telah mengerjakan proyek Fordow itu sejak 2017. Proyek itu ini adalah satu dari beberapa yang disetujui Iran untuk dilakukan bersama perusahaan-perusahaan internasional guna memodifikasi berbagai fasilitas nuklir Iran dengan cara yang akan memastikan penggunaannya adalah untuk keperluan damai dan kepentingan sipil, bukan untuk tujuan militer.
Proyek-proyek itu merupakan bagian dari perjanjian tahun 2015 di mana Iran menerima pembatasan terhadap aktivitas nuklirnya dengan imbalan enam negara berpengaruh dunia melonggarkan sanksi-sanksi internasional terhadapnya.
AS mundur dari perjanjian itu tahun lalu, dengan menyatakan perjanjian itu tidak memadai untuk mencegah Iran membuat senjata nuklir atau terlibat dalam aktivitas lainnya yang dianggap jahat. Teheran telah menyatakan bahwa ambisi nuklirnya semata-mata untuk keperluan damai. [uh/lt]