Perwakilan militer dari 11 negara di kawasan Asia Pasifik bertemu di Manila Senin untuk meningkatkan kerjasama sehubungan dengan bencana di perairan internasional. Peserta terdiri dari sejumlah negara yang memiliki sengketa perairan.
MANILA —
Para pejabat militer Filipina mengatakan ini adalah pertama kalinya banyak negara ikut dalam latihan tanggap bencana maritim.
Pejabat-pejabat tingkat menengah dari Filipina, Amerika, China, Vietnam, Indonesia, Thailand, Jepang dan Korea Selatan menjalankan prosedur tanggap bencana untuk berbagai skenario termasuk angin topan dan gempa bumi.
Beberapa negara ini memiliki sengketa wilayah satu sama lain dan dengan China atas klaim di Laut China Selatan dan laut China Timur.
Atase Pertahanan Vietnam di Manila, Kolonel Hoang Kim Phung, mengatakan persaingan klaim wilayah tidak ada hubungannya dengan latihan-latihan ini.
Kami selalu mendukung dan membantu perahu nelayan - kapal penangkap ikan - dari Filipina, dari Tiongkok dan dari negara-negara lainnya dalam kasus-kasus darurat. Kami menganggap hal itu sangat terhormat,” kata Hoang.
Setahun lalu Filipina dan China terlibat konflik menegangkan atas dangkalan Scarborough di Laut Cina Selatan. Filipina berusaha menangkap nelayan China atas dugaan perburuan hewan-hewan laut yang terancam punah di wilayah perairannya - seperti yang didefinisikan oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Jurubicara militer Filipina Mayor Emmanuel Garcia mengatakan sengketa teritorial bisa dipinggirkan ketika menanggapi masalah bencana.
“Semua isu-isu itu bersifat sementara dan apa yang permanen adalah kita semua manusia dan kita semua menghadapi bencana alam dan kita harus menghadapi bencana-bencana itu bersama-sama,” kata Garcia.
Dalam beberapa tahun terakhir Filipina dan Vietnam mengeluh tentang klaim China atas hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan. Mereka menuduh para nelayan setempat selalu mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari kapal-kapal China, tuduhan yang disangkal oleh China.
Latihan hari Senin itu merupakan bagian dari latihan militer tahunan antara Filipina dan Amerika, yang mempunyai perjanjian pertahanan bersama.
Pejabat-pejabat tingkat menengah dari Filipina, Amerika, China, Vietnam, Indonesia, Thailand, Jepang dan Korea Selatan menjalankan prosedur tanggap bencana untuk berbagai skenario termasuk angin topan dan gempa bumi.
Beberapa negara ini memiliki sengketa wilayah satu sama lain dan dengan China atas klaim di Laut China Selatan dan laut China Timur.
Atase Pertahanan Vietnam di Manila, Kolonel Hoang Kim Phung, mengatakan persaingan klaim wilayah tidak ada hubungannya dengan latihan-latihan ini.
Kami selalu mendukung dan membantu perahu nelayan - kapal penangkap ikan - dari Filipina, dari Tiongkok dan dari negara-negara lainnya dalam kasus-kasus darurat. Kami menganggap hal itu sangat terhormat,” kata Hoang.
Setahun lalu Filipina dan China terlibat konflik menegangkan atas dangkalan Scarborough di Laut Cina Selatan. Filipina berusaha menangkap nelayan China atas dugaan perburuan hewan-hewan laut yang terancam punah di wilayah perairannya - seperti yang didefinisikan oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Jurubicara militer Filipina Mayor Emmanuel Garcia mengatakan sengketa teritorial bisa dipinggirkan ketika menanggapi masalah bencana.
“Semua isu-isu itu bersifat sementara dan apa yang permanen adalah kita semua manusia dan kita semua menghadapi bencana alam dan kita harus menghadapi bencana-bencana itu bersama-sama,” kata Garcia.
Dalam beberapa tahun terakhir Filipina dan Vietnam mengeluh tentang klaim China atas hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan. Mereka menuduh para nelayan setempat selalu mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari kapal-kapal China, tuduhan yang disangkal oleh China.
Latihan hari Senin itu merupakan bagian dari latihan militer tahunan antara Filipina dan Amerika, yang mempunyai perjanjian pertahanan bersama.