Delegasi Amerika Serikat dan Eropa di Dewan Keamanan PBB pada Kamis (11/11) mengutuk perilaku Belarusia dalam menangani krisis migran yang terjadi di wilayah perbatasan antara negara tersebut dan Polandia.
Polandia mengatakan pemerintahan Alexander Lukashenko telah memikat sekitar 2.000 migran, yang didominasi oleh orang-orang Kurdi dari Timur Tengah, untuk datang ke Belarusia dengan tujuan mengirim mereka melintasi perbatasan menuju wilayah Uni Eropa.
Tindakan tersebut disinyalir sebagai balas dendam atas sanksi-sanksi yang diberikan oleh Uni Eropa terhadap Belarusia.
BACA JUGA: Gelombang Arus Migran Terus Muncul, Situasi Memanas di Perbatasan Polandia-BelarusiaPara migran tersebut kini tinggal di kamp-kamp di wilayah perbatasan dengan kondisi di mana suhu di area sekitar hampir beku. Polandia yang merupakan bagian dari Uni Eropa, menolak untuk mengizinkan mereka masuk ke wilayahnya.
Setelah pertemuan darurat yang diadakan untuk membahas krisis tersebut, delegasi negara-negara Barat di Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk "rekayasa penggunaan manusia yang mempertaruhkan kehidupan dan kesejahteraan mereka untuk tujuan politik yang dilakukan oleh Belarusia."
Mereka mengatakan Belarusia melakukan tindakan tersebut dengan "tujuan untuk mengacaukan negara-negara tetangga dan perbatasan luar Uni Eropa dan mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di negaranya yang di mana jumlahnya terus meningkat."
Pernyataan itu tidak menyebutkan sekutu Belarusia, Rusia, yang sebelum pertemuan itu menolak tuduhan Barat bahwa pihaknya bekerja sama dengan Minsk, untuk mengirim para migran melewati perbatasan timur Uni Eropa ke Polandia. [ps/lt]