Negara-negara Barat memperketat langkah-langkah menghadapi wabah virus Ebola. Di Amerika, sebuah bandara kota New York menjadi yang pertama di negara itu yang memulai program pemantauan yang lebih ketat guna mencegah penyebaran penyakit Ebola.
Bandar udara internasional John F. Kennedy melakukan pemeriksaan suhu tubuh para penumpang dari Liberia, Guinea, dan Sierra Leone sebagai bagian dari pemantauan itu. Ketiga negara itu adalah yang paling parah terimbas wabah Ebola.
Para penumpang juga harus menjawab sejumlah pertanyaan untuk menentukan apakah mereka mungkin telah terlibat kontak dengan penderita Ebola.
Prosedur baru ini akan mulai diterapkan minggu depan di empat bandara lain: Newark, di New Jersey; bandara internasional Atlanta di Georgia; bandara O’Hare di Chicago, Illinois; dan di bandara internasional Dulles di Washington DC. Digabungkan, kelima bandara itu mengakomodasi lebih 90 persen penumpang yang masuk Amerika dari ketiga negara Afrika Barat tadi.
Inggris juga mulai menerapkan pemantauan Ebola di sejumlah bandara dan stasiun kereta.
Sally Davies, kepala penasihat pemerintah Inggris urusan kesehatan, hari Sabtu mengatakan di negara itu mungkin akan ada “beberapa” kasus infeksi Ebola dalam bulan-bulan mendatang. Pihak berwenang Inggris Sabtu (11/10) menggelar latihan selama delapan jam di seluruh pelosok negara itu untuk menguji kesiagaan menanggapi Ebola.
Di Madrid, ibukota Spanyol, tiga orang lagi masuk rumah sakit akibat kemungkinan gejala-gejala Ebola sehingga jumlah pasien yang dipantau saat ini menjadi 16 orang.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan wabah Ebola saat ini telah menewaskan lebih dari 4.000 orang dan menjangkiti 8.000 orang lebih di tujuh negara.