Setelah sempat tertunda, tim pengamat PBB mengunjungi lokasi pembantaian pekan ini di dekat kota Hama, Jum'at (8/6).
Tim pengamat PBB berkunjung ke lokasi pembantaian di dekat kota Hama sehubungan dengan semakin meningkatnya kekerasan di seluruh wilayah Suriah, meskipun ada desakan diplomatik baru dari pembicaraan antara utusan Kofi Annan dan Menteri Luar Negeri Amerika di Washington.
Setelah beberapa kali gagal, para pemantau PBB memasuki desa Mazraat al-Qubeir dimana aktivis mengatakan sedikitnya 78 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas pekan ini. Para pemantau telah berusaha untuk mencapai lokasi itu tetapi PBB mengatakan orang-orang bersenjata menembak para pemantau yang tidak bersenjata itu dan memblokir mereka dari penyelidikan.
Video amatir menunjukkan seorang perempuan yang mengaku sebagai penduduk desa itu menjelaskan apa yang terjadi.
Dia mengatakan bahwa milisi yang didukung pemerintah berasal dari desa-desa sekitar, memasuki rumah-rumah dan membantai orang-orang di dalamnya. Dia melarikan diri setelah mendengar ledakan dan memohon kepada seorang milisi untuk membiarkannya pergi.
Televisi negara Suriah menampilkan wawancara dengan seorang perempuan yang melaporkan bahwa 500 orang bersenjata otomatis bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Laporan itu mengatakan anggota kelompok bersenjata itu kemudian dibunuh.
Aktivis oposisi melaporkan kekerasan meningkat pada hari Jumat, termasuk serangan-serangan baru pemerintah di beberapa kawasan rawan di seluruh negeri, karena gencatan senjata hasil penengahan PBB yang berumur sembilan minggu tetap tidak berjalan.
Kepala Pemantau Organisasi Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, Rami Abdelrahman mengatakan kepada VOA hari Jumat bahwa ledakan di depan sebuah kantor polisi di kota Idlib, Suriah barat laut telah menewaskan dua anggota pasukan keamanan dan tiga warga sipil. Ledakan lain yang mengguncang pinggiran kota Damaskus menewaskan dua anggota pasukan keamanan .
Pasukan pemerintah menembaki kota Homs sementara pertempuran sengit menyebabkan dua orang tewas di Latakia. Aktivis oposisi mengklaim bahwa pemerintah berusaha untuk membersihkan wilayah itu dari warga Sunni.
Video amatir menunjukkan pasukan pro-pemerintah menembakkan gas air mata terhadap pengunjuk rasa di kawasan Midan Damaskus hari Jumat. Bentrokan dilaporkan terjadi di beberapa pinggiran kota Damaskus. Beberapa laporan mengatakan layanan Internet juga diblokir di ibukota.
Protes besar oposisi juga terjadi di beberapa puluh kota besar dan kecil, termasuk di kota kedua terbesar Aleppo. Para aktivis mengatakan protes-protes itu melibatkan para pedagang dan revolusioner yang bersatu menentang pemerintah. Organisasi pemantau HAM Suriah mengatakan dua warga sipil tewas dalam protes di kota Dara'a, Suriah selatan, seorang di antaranya dtembak oleh penembak jitu.
Di Jenewa hari Jumat, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan situasi kemanusiaan di Suriah adalah sangat mengenaskan. Seorang juru bicara ICRC mengatakan kepada wartawan bahwa warga Suriah semakin sulit untuk mendapatkan makanan dan obat-obatan.
Setelah beberapa kali gagal, para pemantau PBB memasuki desa Mazraat al-Qubeir dimana aktivis mengatakan sedikitnya 78 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas pekan ini. Para pemantau telah berusaha untuk mencapai lokasi itu tetapi PBB mengatakan orang-orang bersenjata menembak para pemantau yang tidak bersenjata itu dan memblokir mereka dari penyelidikan.
Video amatir menunjukkan seorang perempuan yang mengaku sebagai penduduk desa itu menjelaskan apa yang terjadi.
Dia mengatakan bahwa milisi yang didukung pemerintah berasal dari desa-desa sekitar, memasuki rumah-rumah dan membantai orang-orang di dalamnya. Dia melarikan diri setelah mendengar ledakan dan memohon kepada seorang milisi untuk membiarkannya pergi.
Televisi negara Suriah menampilkan wawancara dengan seorang perempuan yang melaporkan bahwa 500 orang bersenjata otomatis bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Laporan itu mengatakan anggota kelompok bersenjata itu kemudian dibunuh.
Aktivis oposisi melaporkan kekerasan meningkat pada hari Jumat, termasuk serangan-serangan baru pemerintah di beberapa kawasan rawan di seluruh negeri, karena gencatan senjata hasil penengahan PBB yang berumur sembilan minggu tetap tidak berjalan.
Kepala Pemantau Organisasi Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, Rami Abdelrahman mengatakan kepada VOA hari Jumat bahwa ledakan di depan sebuah kantor polisi di kota Idlib, Suriah barat laut telah menewaskan dua anggota pasukan keamanan dan tiga warga sipil. Ledakan lain yang mengguncang pinggiran kota Damaskus menewaskan dua anggota pasukan keamanan .
Pasukan pemerintah menembaki kota Homs sementara pertempuran sengit menyebabkan dua orang tewas di Latakia. Aktivis oposisi mengklaim bahwa pemerintah berusaha untuk membersihkan wilayah itu dari warga Sunni.
Video amatir menunjukkan pasukan pro-pemerintah menembakkan gas air mata terhadap pengunjuk rasa di kawasan Midan Damaskus hari Jumat. Bentrokan dilaporkan terjadi di beberapa pinggiran kota Damaskus. Beberapa laporan mengatakan layanan Internet juga diblokir di ibukota.
Protes besar oposisi juga terjadi di beberapa puluh kota besar dan kecil, termasuk di kota kedua terbesar Aleppo. Para aktivis mengatakan protes-protes itu melibatkan para pedagang dan revolusioner yang bersatu menentang pemerintah. Organisasi pemantau HAM Suriah mengatakan dua warga sipil tewas dalam protes di kota Dara'a, Suriah selatan, seorang di antaranya dtembak oleh penembak jitu.
Di Jenewa hari Jumat, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan situasi kemanusiaan di Suriah adalah sangat mengenaskan. Seorang juru bicara ICRC mengatakan kepada wartawan bahwa warga Suriah semakin sulit untuk mendapatkan makanan dan obat-obatan.