Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (27/9) mengatakan menghangatnya hubungan antara Israel dan Arab Saudi dimungkinkan, meskipun belum ada kemajuan mengenai negara Palestina.
Netanyahu, yang mengatakan pada pertemuan Majelis Umum PBB pekan lalu bahwa Israel berada “di titik puncak” terobosan bersejarah yang mengarah pada perjanjian perdamaian dengan Arab Saudi, mengatakan “hal-hal yang tidak terbayangkan beberapa tahun lalu” sedang terjadi sekarang.
“Kemarin menteri (pariwisata) Israel, teman kami Haim Katz berjabat tangan di Arab Saudi. Akan ada lebih banyak kunjungan dalam waktu dekat,” tambahnya.
Katz pada hari Selasa memimpin delegasi Israel ke Riyadh untuk mengambil bagian dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB.
Kantor Katz menggambarkan kunjungannya sebagai kunjungan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi seorang menteri Israel dan mengatakan dia akan mengadakan diskusi dengan para pejabat dari seluruh Timur Tengah.
“Kami harus berjuang selama bertahun-tahun untuk mengubah konsep tersebut. Dan untuk meyakinkan pertama-tama banyak di antara kami dan kemudian banyak teman kami, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, untuk mengabaikan veto Palestina,” kata Netanyahu.
Amerika Serikat telah berusaha memediasi perjanjian normalisasi antara Israel dan Arab Saudi.
Kesepakatan seperti ini akan berdampak besar pada Timur Tengah.
Ada beberapa rintangan yang menghalangi tercapainya perjanjian tersebut, termasuk tuntutan Arab Saudi untuk kemajuan dalam pembentukan negara Palestina – sebuah hal yang sulit bagi pemerintahan Netanyahu, yang paling religius dan nasionalis dalam sejarah Israel. [lt/uh]