Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di New York pada Rabu (20/9) untuk membahas perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dan upaya untuk merombak sistem peradilan Israel, yang menurut para kritikus mengancam demokrasi negara tersebut.
“Kami akan membahas beberapa masalah yang sulit,” Biden memperingatkan perdana menteri Israel itu, bahkan ketika dia menegaskan kembali komitmen AS terhadap Israel sebagai komitmen yang “sangat kokoh.”
“Dan itu adalah menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang menjadi inti kemitraan kita, termasuk checks and balances (prinsip saling memeriksa) dalam sistem kita, dan menjaga jalan menuju solusi dua negara yang dinegosiasikan dan memastikan bahwa Iran tidak akan pernah memperoleh senjata nuklir,” kata Biden.
BACA JUGA: Warga Palestina Tewas dalam Penggerebekan Israel di Tepi BaratPemimpin Israel biasanya diundang ke Gedung Putih dalam beberapa minggu setelah menjabat, namun Biden baru saja mengadakan pertemuan bilateral pertamanya dengan Netanyahu, sembilan bulan setelah perdana menteri itu membentuk pemerintahan sayap kanannya. Perlakuan pemerintah garis keras Netanyahu terhadap warga Palestina dan upaya untuk mengekang kekuasaan peradilan secara luas dipandang sebagai alasan Biden menunda pertemuan tersebut.
“Persahabatan kita telah lama terjalin dengan baik dan bisa membawa kita lebih jauh lagi” kata Netanyahu, merujuk pada hubungannya dengan Biden yang telah berjalan selama empat dekade.
Biden dan Netanyahu membahas potensi kesepakatan normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi, dan perluasan Perjanjian Abraham tahun 2020, yang dihasilkan di bawah masa pemerintahan Trump, yang memfasilitasi hubungan diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya seperti dBahrain dan Uni Emirat Arab, dan kemudian diikuti oleh Maroko dan Sudan
BACA JUGA: Biden Galang Dukungan untuk Ukraina dalam Pidato di Sidang Majelis Umum PBB“Perdamaian seperti itu akan sangat membantu kita dalam mengakhiri konflik Arab-Israel, mencapai rekonsiliasi antara dunia Islam dan negara Yahudi, serta memajukan perdamaian sejati antara Israel dan Palestina,” kata Netanyahu.
Kedua pemimpin memuji inisiatif Koridor Ekonomi India-Timur Tengah-Eropa baru-baru ini yang diumumkan oleh Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di New Delhi pada pertemuan puncak 20 negara dengan perekonomian terbesar, G20. Proyek kereta api dan pelayaran transnasional yang mencakup dua benua itu dirancang untuk meningkatkan integrasi ekonomi antara Asia, negara-negara Teluk Persia, Israel dan Eropa. [lt/ka]