“Apakah Anda siap memastikan kembali komitmen kita pada Palestina? Siapkah kita membebaskan Palestina?,” teriak para demonstran.
Dengan membawa boneka-boneka kertas berukuran raksasa yang melambangkan Benjamin Netanyahu, serta spanduk dan poster bertuliskan “Akhiri Genosida,” “Stop Bantuan Bagi Israel,” “Tangkap Netanyahu,” dan lainnya; ribuan demonstran sejak pagi melangsungkan unjuk rasa di depan Kongres AS.
Mereka memprotes kehadiran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang untuk keempat kalinya, berbicara di hadapan Kongres AS; kali ini atas undangan Ketua DPR Mike Johnson.
BACA JUGA: Demonstran Gelar Protes Massal Menentang Kunjungan Netanyahu dan Bantuan Militer AS ke IsraelSementara Benjamin Netanyahu menegaskan kesiapannya melanjutkan perang melawan Hamas hingga mencapai "kemenangan total."
Peningkatan jumlah personil keamanan dan pemasangan pagar besi di sekeliling gedung Kongres dan beberapa kantor anggota DPR, termasuk penutupan sejumlah ruas jalan utama, termasuk sebagian Independence Avenue, Pennsylvania Avenue dan 3rd St. membuat para demonstran tidak dapat mendekati Kongres.
Sehari sebelumnya polisi menangkap sekitar 200 demonstran dari kelompok “Jewish Voice for Peace” yang melakukan aksi duduk di dalam gedung Cannon, yang menjadi kantor sejumlah anggota DPR. Beberapa rabbi termasuk di antara mereka yang ditangkap.
CAIR Tantang Demonstran Untuk Sampaikan Langsung Protes ke Senator & Perwakilan di Daerah Masing-Masing
Berbicara di hadapan para demonstran, Ketua Dewan Hubungan Islam-Amerika (Council on American-Islamic Relations CAIR) Nihad Awad secara terang-terangan menyebut Netanyahu sebagai “penjahat perang.”
“Ada seorang penjahat perang datang ke kota ini. Penjahat perang yang memiliki sejarah sejak lama melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.
“Saya tantang Anda semua untuk menelepon anggota dewan dan senator di daerah tempat tinggal masing-masing, untuk memprotes kehadiran mereka di gedung Kongres saat Netanyahu bicara. Sampaikan ketidaksetujuan Anda pada hipokrasi dan normalisasi untuk tetap menerima Netanyahu, membiarkan terus berkecamuknya perang dan jatuhnya korban sipil.”
Hal senada disampaikan Linda Sarsour, yang diwawancarai VOA sesaat sebelum ia memulai pidatonya.
“Sikap publik yang memprotes sikap perwakilan mereka di Kongres, gerakan dan suara lantang kita menentang genosida telah membuat puluhan anggota Kongres – termasuk Kamala Harris, wakil presiden AS yang kini menjadi bakal capres mendatang – memilih tidak menghadiri pidato Netanyahu. Warga AS dari beragam latar belakang, warga dan diaspora Palestina di AS, dan sekutu-sekutu kita telah mengirim pesan yang sangat jelas bahwa kita tidak bisa lagi menutup mata dengan terjadinya genosida. Kita harus menentang genosida. Jika mereka ingin memenangkan pemilu November nanti, mereka harus berani menentang genosida yang sekarang terjadi di Palestina, dan mereka dapat memulai hal itu dengan tidak menghadiri pidato Netanyahu. Karena kami – warga AS – tidak partisan, kami tidak peduli anggota Kongres dari Partai Republik atau Partai Demokrat, jika mereka tidak anti-genosida, kami tidak akan memilih mereka.”
Sedikitnya 38 Anggota Kongres Tak Hadiri Pidato Netanyahu
Sedikitnya sembilan senator dan 29 anggota DPR – yang mayoritas berasal dari Partai Demokrat – tidak menghadiri pidato Netanyahu di Kongres AS hari Rabu. Di antara mereka adalah Senator Partai Demokrat dari negara bagian Washington Patty Murray, Senator Partai Demokrat dari negara bagian Massachusetts Elizabeth Warren, anggota Partai Demokrat di DPR dari negara bagian New York Alexandria Ocasio-Cortez. Ada pula seorang anggota Partai Republik di DPR dari negara bagian Kentucky Thomas Massie.
Alexandria Ocasio-Cortez, yang sejak awal menyatakan “memboikot” pidato Netanyahu, mencuit di X, “ini hari yang kelam dalam sejarah Amerika, ketika seorang pemimpin otoriter yang dikenai surat perintah penangkapan oleh Mahkamah Kriminal Internasional justru diizinkan berpidato di sesi bersama Kongres.”
Sementara Thomas Massie, satu-satunya anggota Partai Republik yang tidak menghadiri pidato Netanyahu, mencuit “hari ini Kongres melakukan sandiwara politik atas nama Departemen Luar Negeri. Tujuan Netanyahu berpidato di depan Kongres adalah untuk memperkuat posisi politiknya di Israel dan untuk meredam tentangan internasional terhadap perang yang dilancarkannnya. Saya tidak ingin menjadi alat peraga, jadi saya tidak akan hadir.”
Netanyahu Bertekad Lawan Hamas Hingga Capai “Kemenangan Total”
Dalam pidato selama hampir satu jam di hadapan anggota Kongres AS, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kesiapan pasukannya untuk melanjutkan perang melawan Hamas hingga mencapai “kemenangan total.” Netanyahu mendefinisikan “kemenangan total” yang dimaksudnya sebagai keberhasilan mengalahkan Hamas, pembentukan Gaza yang baru dan kembalinya seluruh sandera.
“Israel akan melancarkan perang hingga kami berhasil menghancurkan kemampuan militer Hamas dan kapabilitasnya di Gaza, dan membawa pulang semua sandera kami. Itulah arti kemenangan total. Kami tidak akan puas dengan hal yang lebih rendah dari target itu. Sehari setelah kami mengalahkan Hamas (nanti), akan terbentuk Gaza yang baru. Visi saya adalah Gaza yang didemiliterisasi dan dideradikalisasi. Israel tidak berusaha untuk menguasai kembali Gaza, tetapi harus mempertahankan kontrol keamanan utama di sana di masa depan untuk mencegah kebangkitan teror, untuk memastikan bahwa Gaza tidak pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel.”
Your browser doesn’t support HTML5
Sejumlah Kritikus Kritisi Pidato Netanyahu di Kongres
Sejumlah kritikus mengatakan tekad Netanyahu untuk meraih “kemenangan total” tidak realistis, karena Hamas telah berulang kali berkumpul kembali di daerah-daerah di mana personil Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah ditarik mundur karena dinilai telah aman. Pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika pun telah berlangsung berbulan-bulan tanpa terobosan berarti.
Salah seorang tokoh oposisi Israel Yair Lapid ikut mengkritisi pidato Netanyahu itu.
“Kami mendengar Netanyahu berbicara tentang apa yang terjadi pada bulan Oktober seolah-olah dia tidak tahu siapa yang menjadi perdana menteri dan siapa yang bertanggung jawab atas bencana tersebut. Netanyahu berkesempatan mengumumkan bahwa ia menerima kesepakatan (dengan Hamas) dan mengembalikan mereka yang diculik sebelum mereka semua mati di terowongan. Dia tidak melakukannya.”
BACA JUGA: Menlu: Rekonsiliasi Hamas-Fatah Langkah Maju Menuju Persatuan PalestinaPemimpin Israel, yang sering dituduh mencampuri politik Amerika demi kepentingan Partai Republik, memberikan pujian kepada mantan presiden dan calon presiden saat ini, Donald Trump, “atas semua yang telah dilakukannya untuk Israel.”
“Atas nama rakyat Israel, saya datang ke sini untuk mengucapkan terima kasih, Amerika,” kata Netanyahu saat ia menyelesaikan pidatonya. Sejumlah anggota Partai Demokrat yang hadir tampak langsung keluar ruang sidang, sementara anggota Partai Republik masih berdiri memberikan tepuk tangan kepada Netanyahu.
Netanyahu dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Joe Biden pada hari Kamis (25/7), dan dengan mantan presiden yang juga capres Partai Republik Donald Trump pada hari Jumat (26/7). [em/ka]