Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perluasan tujuan perang negara itu pada Selasa (17/9), yang mencakup pemulangan penduduk utara yang melarikan diri dari tembakan lintas perbatasan yang dilakukan oleh sekutu Hamas, Hizbullah.
“Kabinet politik-keamanan memperbarui tujuan perang malam ini, sehingga mencakup bagian berikut: pemulangan penduduk utara dengan aman ke rumah mereka,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Pasukan Israel dan kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran telah saling serang hampir setiap hari sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober memicu perang di Jalur Gaza.
Hizbullah mengatakan kampanye itu untuk mendukung sekutunya, Palestina.
Your browser doesn’t support HTML5
Para pejabat Hizbullah mengatakan kelompok itu akan mundur jika gencatan senjata Gaza tercapai, sementara Israel bersikeras tidak dapat membiarkan militan tetap berada di wilayah perbatasan di Lebanon selatan.
Kekerasan itu telah menewaskan ratusan orang, sebagian besar pejuang di Lebanon, dan puluhan warga sipil dan tentara di pihak Israel.
Pertempuran tersebut juga telah memaksa puluhan ribu orang di kedua belah pihak meninggalkan rumah mereka.
Pada Senin (16/9), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada utusan AS yang sedang berkunjung bahwa “aksi militer” adalah “satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya masyarakat utara Israel ke rumah mereka.” [lt/uh]