Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Selasa (12/3) bahwa Israel akan terus melanjutkan operasi militernya ke Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah meningkatnya tekanan internasional.
Semakin banyak suara yang ikut menyerukan agar Israel tidak memasuki Rafah, salah satu daerah terakhir yang relatif aman, tempat 1,5 juta orang mencari perlindungan.
“Kami akan menyelesaikan pekerjaan di Rafah sambil memastikan keselamatan penduduk sipil,” kata Netanyahu dalam pidato video di konferensi organisasi AIPAC pro-Israel di Washington, D.C.
Komentar Netanyahu muncul ketika para pemimpin Uni Eropa berencana mendesak Israel agar tidak melancarkan operasi darat di Rafah, menurut rancangan kesimpulan pertemuan puncak mendatang.
“Dewan Eropa mendesak pemerintah Israel untuk menahan diri dari operasi darat di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina saat ini mencari perlindungan dari pertempuran dan akses terhadap bantuan kemanusiaan,” menurut rancangan teks kesimpulan pertemuan puncak yang didapat Reuters.
Naskah tersebut memerlukan persetujuan dari seluruh 27 pemimpin nasional Uni Eropa untuk diadopsi pada pertemuan puncak pada 21 dan 22 Maret.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Sabtu bahwa Netanyahu “lebih merugikan Israel daripada membantu” dengan melakukan perang dengan cara yang bertentangan dengan nilai-nilai negara. [ah/rs]