Pemimpin kelompok oposisi Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (20/6) bereaksi terhadap berita bahwa koalisi negara itu akan dibubarkan dan menuju pemilihan baru.
Kantor Perdana Menteri Israel Naftali Bennett membuat pengumuman itu setelah berjuang selama berbulan-bulan untuk mempertahankan koalisi yang beranggotakan delapan partai yang sulit diatur, dan pembelotan yang membuat aliansi tanpa mayoritas di parlemen bubar.
BACA JUGA: PM Israel akan Bubarkan Pemerintahan, Langsungkan Pemilu BaruMantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pesan video mengatakan pembubaran parlemen adalah “berita bagus bagi banyak orang,” dan mengatakan ia berencana membentuk “pemerintahan nasional yang luas” yang dipimpin oleh partainya.
“... setelah perjuangan keras kelompok oposisi di Knesset dan penderitaan besar warga Israel, jelas bagi semua orang bahwa pemerintah yang paling gagal dalam sejarah ini telah berakhir. Pemerintah yang bergantung pada pendukung teror, yang mengabaikan keamanan pribadi warga Israel, yang menaikkan biaya hidup ke tingkat yang tidak kita ketahui, yang memberlakukan pajak yang tidak perlu, yang membahayakan karakter Yahudi negara kita; pemerintah ini sudah berakhir," ujar Netanyahu.
"Saya dan mitra-mitra saya akan membentuk pemerintahan nasional yang luas, yang dipimpin oleh Partai Likud. Pemerintah yang akan menjaga semua warga Israel tanpa kecuali, yang akan menurunkan pajak, yang akan menurunkan harga, yang akan membawa Israel ke pencapaian luar biasa, termasuk memperluas perdamaian. Dan yang terutama adalah pemerintahan yang akan mengembalikan kebanggaan pada warga Israel sehingga Anda bisa berjalan dengan kepala tegak.”
Bennett dan mitra koalisi utamanya, Yair Lapid, memutuskan untuk memberikan suara guna membubarkan parlemen dalam beberapa hari mendatang, demikian pernyataan kantor Bennett. Lapid akan menjabat sebagai perdana menteri sementara.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mencuit di Twitter bahwa pemerintah “akan terus bekerja... bahkan pada masa transisi sekalipun.”
Pemilu yang diperkirakan akan berlangsung pada musim gugur itu akan menjadi yang kelima bagi Israel dalam tiga tahun. [em/lt]