Sejumlah kematian terkait kebakaran yang dipicu baterai, membuat pemerintah federal AS mengevaluasi peraturan terkait sepeda listrik.
Selama paruh pertama tahun 2023, di kota New York, ada lebih dari 100 insiden kebakaran yang penyebabnya diidentifikasi sebagai baterai lithium-ion yang biasa digunakan untuk menggerakkan sepeda listrik. Insiden-insiden itu mengakibatkan sedikitnya 13 kematian.
Laura Kavanagh, komisaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota New York, termasuk salah satu yang prihatin. Ia mengatakan baterai lithium-ion mudah terbakar bila kepanasan saat tenaganya diisi ulang. “Karena ada begitu besar daya di dalamnya, ketika terbakar, baterai-baterai itu benar-benar meledak,” jelasnya.
Kavanagh baru-baru ini memberi kesaksian di hadapan Komisi Keamanan Produk Konsumen di Kongres AS. Ia ingin komisi itu mengambil tindakan yang memastikan keamanan sepeda listrik, terkait baterai yang menggerakkannya. Ia bahkan meminta, jika mungkin, sepeda listrik ditarik dari peredaran.
Produsen-produsen sepeda listrik, seperti Aventon, Lectric, Rad Power dan Blix. membantah bahwa kendaraan itu berbahaya. Mereka sesumbar baterai mereka tidak mudah terbakar saat tenaganya diisi ulang. Mereka malah menyalahkan baterai-baterai lithum-ion buatan China yang dijual murah di pasaran, yang menurut mereka tidak memenuhi standar keamanan.
Your browser doesn’t support HTML5
Terlepas dari pro dan kontra, mulai September, New York mewajibkan perusahaan-perusahaan yang menjual sepeda listrik di kota tersebut untuk terlebih dahulu mendapatkan sertifikasi atas produk-produk mereka dari perusahaan-perusahaan pengujian keselamatan independen, seperti UL Solutions.
Robert Slone, kepala ilmuwan di UL Solutions, juga tidak setuju sepeda listrik dilarang. “Kami tahu bahwa program pengujian dan sertifikasi dapat mengatasi masalah ini. Jadi, mengapa harus menarik moda transportasi yang sangat berguna ini dari jalanan?," komentarnya.
Ia mengatakan, sepeda listrik dikembangkan untuk mengatasi masalah lingkungan.“Hal lain yang perlu diingat, salah satu alasan mengapa perangkat ini ada adalah agar orang-orang tidak lagi menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin. Ini bisa mendorong upaya dekarbonasi. Sepeda listrik kini populer di AS, jadi kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa ini adalah bagian dari transisi energi. Kita hanya perlu membuatnya aman," imbuhnya.
Saat ini ada sekitar 65.000 pengendara sepeda listrik di New York, dan jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat.
Luis Perez adalah satu di antaranya. Pekerjaannya sebagai pengantar barang menuntutnya berkendara di jalanan dan trotoar Manhattan dengan sepeda listriknya. Sepeda itu membuatnya jauh lebih produktif, dan karena ia tidak perlu mengayuh, bisa berkendara sepanjang hari dan tidak cepat lelah.
“Saya bekerja dari jam 6 pagi, sampai jam 10:30 malam. Hampir 14 hingga 15 jam sehari,” jelasnya.
Sepeda listrik kini banyak digunakan oleh warga New York yang mencari nafkah melalui aplikasi jasa antar seperti GrubHub, Uber Eats, dan Seamless. [ab/uh]