Pihak berwenang Nigeria telah menahan lima orang lagi atas tuduhan yang terkait dengan serangan bom atas stasiun bus Nyanya 14 April lalu.
ABUJA, NIGERIA —
Pemerintah Nigeria menawarkan hadiah 150.000 dolar bagi pemberi informasi berguna untuk pencarian dua laki-laki yang mereka sebut sebagai perencana serangan di sebuah stasiun bus yang menewaskan 75 orang bulan lalu di Ibukota Nigeria.
Pihak berwenang Nigeria telah menahan lima orang lagi atas tuduhan yang terkait dengan serangan itu.
Stasiun bus Nyanya di bom tanggal 14 April ketika para penumpang di daerah pinggiran kota naik ke bus dan kendaraan van mini untuk berangkat ke tempat kerja di Abuja.
Kemudian, pada hari itu tersiar berita bahwa ratusan anak perempuan telah diculik di daerah timur laut , jauh dari tempat pemboman di Nyanya.
Serangan itu adalah yang pertama terhadap Ibukota Nigeria, Abuja, dalam dua tahun, dan merupakan serangan yang paling berdarah dalam sejarah kota itu.
Kelompok militan Islamis Boko Haram menyatakan bertanggung jawab melakukan pemboman dan penculikan itu. Dua pekan kemudian, stasiun bus tersebut di bom lagi, menewaskan 19 orang lagi.
Juru bicara Badan Keamanan Negara Nigeria, Marilyn Ogar berbicara kepada para wartawan hari Senin (12/5) di Abuja.
”Pasukan keamanan Nigeria tidak akan menghentikan usaha sampai tiap orang atau kelompok yang terlibat dalam pemboman Nyanya dimintai keterangan,” ujarnya.
Sebelum menampilkan lima tersangka untuk dipotret dan dimintai keterangan oleh para wartawan, Marilyn Ogar mengatakan, tersangka-tersangka ini diberitahu bahwa pemboman itu adalah sebagai tindak balasan atas pembunuhan seorang anggota kelompok Boko Haram pekan lalu, sebelum terjadi peristiwa di stasiun bus tersebut.
Tetapi ia mengatakan, tidak pernah terjadi pembunuhan. Katanya, pasukan keamanan masih mencari tertuduh “perencana” pemboman Nyanya pertama: Rufai Abubakar Tsiga, dan Aminu Sadiq Ogwuche, putera seorang kolonel purnawirawan kelahiran Inggris, yang sebelumnya pernah ditahan atas tuduhan terkait terorisme.
Tetapi ia mengatakan, anggota-anggota militan Boko Haram masih bersembunyi di antara penduduk di Abuja.
“Unsur-unsur teroris menyamar setiap hari dengan menarget berbagai perusahaan dan bidang pekerjaan kasar di Abuja dan daerah-daerah sekitarnya. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat mengenai keamanan dan tanggapan cepat dengan berbagai informasi akan terus memainkan peran penting dalam perang melawan teror,” tambah Marilyn Ogar.
Boko Haram telah menewaskan ribuan orang dalam lima tahun pemberontakan, menyerang gereja-gereja, masjid-masjid, sekolah-sekolah, pasar-pasar, desa-desa dan pemerintah.
Pihak berwenang Nigeria telah menahan lima orang lagi atas tuduhan yang terkait dengan serangan itu.
Stasiun bus Nyanya di bom tanggal 14 April ketika para penumpang di daerah pinggiran kota naik ke bus dan kendaraan van mini untuk berangkat ke tempat kerja di Abuja.
Kemudian, pada hari itu tersiar berita bahwa ratusan anak perempuan telah diculik di daerah timur laut , jauh dari tempat pemboman di Nyanya.
Serangan itu adalah yang pertama terhadap Ibukota Nigeria, Abuja, dalam dua tahun, dan merupakan serangan yang paling berdarah dalam sejarah kota itu.
Kelompok militan Islamis Boko Haram menyatakan bertanggung jawab melakukan pemboman dan penculikan itu. Dua pekan kemudian, stasiun bus tersebut di bom lagi, menewaskan 19 orang lagi.
Juru bicara Badan Keamanan Negara Nigeria, Marilyn Ogar berbicara kepada para wartawan hari Senin (12/5) di Abuja.
”Pasukan keamanan Nigeria tidak akan menghentikan usaha sampai tiap orang atau kelompok yang terlibat dalam pemboman Nyanya dimintai keterangan,” ujarnya.
Sebelum menampilkan lima tersangka untuk dipotret dan dimintai keterangan oleh para wartawan, Marilyn Ogar mengatakan, tersangka-tersangka ini diberitahu bahwa pemboman itu adalah sebagai tindak balasan atas pembunuhan seorang anggota kelompok Boko Haram pekan lalu, sebelum terjadi peristiwa di stasiun bus tersebut.
Tetapi ia mengatakan, tidak pernah terjadi pembunuhan. Katanya, pasukan keamanan masih mencari tertuduh “perencana” pemboman Nyanya pertama: Rufai Abubakar Tsiga, dan Aminu Sadiq Ogwuche, putera seorang kolonel purnawirawan kelahiran Inggris, yang sebelumnya pernah ditahan atas tuduhan terkait terorisme.
Tetapi ia mengatakan, anggota-anggota militan Boko Haram masih bersembunyi di antara penduduk di Abuja.
“Unsur-unsur teroris menyamar setiap hari dengan menarget berbagai perusahaan dan bidang pekerjaan kasar di Abuja dan daerah-daerah sekitarnya. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat mengenai keamanan dan tanggapan cepat dengan berbagai informasi akan terus memainkan peran penting dalam perang melawan teror,” tambah Marilyn Ogar.
Boko Haram telah menewaskan ribuan orang dalam lima tahun pemberontakan, menyerang gereja-gereja, masjid-masjid, sekolah-sekolah, pasar-pasar, desa-desa dan pemerintah.