Nigeria pada Jumat (28/10) mengatakan pihaknya telah meningkatkan keamanan dan menyerukan masyarakat agar waspada dan tetap tenang setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris memperingatkan tingginya ancaman “teror” di Ibu Kota Abuja.
Tanpa memberikan rincian ancaman, AS pada hari Kamis (27/10) memerintahkan keluarga para diplomatnya untuk meninggalkan Abuja karena apa yang disebutnya “risiko tinggi serangan teroris.”
Penduduk Wilayah Ibu Kota Federal (FCT) telah berada dalam kondisi siaga tinggi sejak hari Minggu (23/10), ketika beberapa kedutaan besar negara Barat menaikkan peringatan perjalanan mereka dengan alasan peningkatan risiko serangan di Abuja.
Pasukan Nigeria tengah berperang melawan gerilyawan teroris yang sebagian besarnya ada di sisi timur laut negara itu, meski beberapa sel kecil juga terdapat di wilayah lain negara itu.
Para militan yang terkait dengan ISIS mengklaim beberapa serangan di dekat ibu kota dalam enam bulan terakhir, termasuk pembobolan penjara massal Juli lalu.
Insiden di Kuje, di mana lebih dari 400 narapidana, termasuk puluhan tersangka teroris, melarikan diri, membuat Presiden Nigeria Muhammadu Buhari “kecewa” akan dinas intelijennya.
Namun sejak saat itu, “langkah-langkah keamanan telah diperkuat di dalam dan di sekitar FCT,” demikian bunyi pernyataan kantor presiden Nigeria hari Jumat, yang juga menyatakan bahwa telah dilakukan “peningkatan pemantauan dan penyadapan komunikasi teroris.”
“Teror adalah kenyataan di seluruh dunia. Meski demikian, itu tidak berarti serangan di Abuja sudah dekat,” tambahnya.
Sang presiden mengatakan, ia memberikan “jaminan bahwa pemerintah menguasai situasi keamanan.”
BACA JUGA: Kawanan Bersenjata Serang Gereja Nigeria Saat Kebaktian, 2 Tewas“Serangan sedang digagalkan. Agen-agen keamanan secara proaktif membasmi ancaman untuk menjaga warga tetap aman – sebagian besar pekerjaan mereka tidak terlihat dan harus dirahasiakan.”
Meskipun ia memerintahkan agar “tindakan pencegahan tambahan dilakukan,” Buhari mengatakan bahwa “perubahan peringatan perjalanan baru-baru ini dari pemerintah Inggris dan AS tidak seharusnya menjadi penyebab kepanikan.”
Kamis malam, kepolisian Nigeria menginstruksikan “semua manajer polisi strategis yang bertanggung jawab atas komando dan formasi taktis di dalam negeri untuk meningkatkan keamanan di wilayah yurisdiksinya masing-masing, terutama di FCT.”
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price memuji upaya keamanan baik di Nigeria maupun Afrika Selatan, di mana peringatan AS secara terpisah terkait kemungkinan terjadinya serangan memicu amarah pemerintah setempat yang takut terjadinya kepanikan.
“Kami menghargai upaya mitra kami di Nigeria untuk mengatasi ancaman keamanan di Abuja dan di seluruh negeri,” kata Price. [rd/ft]