Presiden Finlandia Sauli Niinistö, Minggu (19/3), mengatakan kondisi keamanan Swedia tidak akan rentan apabila Finlandia lebih dulu bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Alliance Treaty Organization/NATO).
Niinistö mengeluarkan pernyataan itu di tengah negosiasi perjanjian militer bilateral yang dilakukan kedua negara di Laut Utara (Nordik) itu dengan Amerika Serikat (AS).
“Mungkin saja Finlandia bergabung lebih dulu dengan NATO daripada Swedia,” kata Niinistö dalam wawancara yang disiarkan lembaga penyiaran publik Swedia SVT pada Minggu (19/3).
“Haruskah kami menolak tawaran Turki untuk meratifikasi (pendaftaran keanggotaan NATO kami)? Itu agak gila. Situasinya akan menjadi sulit jika kami mengatakan ‘tidak’ kepada Ankara," ujarnya.
BACA JUGA:
Erdogan akan Dukung Keanggotaan NATO bagi FinlandiaNiinistö merujuk pada kunjungannya ke Ankara pada Jumat (17/3) lalu. Saat itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pemerintahannya akan melanjutkan proses ratifikasi pendaftaran Finlandia ke NATO, membuka jalan bagi negara itu untuk bergabung dengan blok militer tersebut. Di sisi lain, Turki tidak akan meratifikasi pendaftaran Swedia selama perselisihan Ankara dan Stockholm belum diselesaikan.
Baik Finlandia maupun Swedia mendaftarkan diri untuk menjadi anggota NATO sepuluh bulan lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina, mengabaikan kebijakan nonblok keduanya selama puluhan tahun.
NATO mensyaratkan persetujuan bulat dari ketigapuluh negara anggotanya untuk memperluas keanggotaan. Tinggal Turki dan Hungaria yang belum meratifikasi pendaftaran keanggotaan Finlandia dan Swedia.
Apabila perundingan keanggotaan NATO bagi Swedia masih terus berlarut-larut, banyak pakar kebijakan keamanan Swedia yang menilai hal itu dapat menempatkan Stockholm pada posisi militer yang rentan di wilayah Laut Baltik.
Niinistö mengatakan bahwa Finlandia, Swedia dan Denmark sedang melakukan perundingan terpisah dengan AS soal isu keamanan, untuk membuat perjanjian militer bilateral serupa dengan yang dilakukan Norwegia dengan Washington sebelumnya.
“Saya rasa itu adalah sebuah perubahan besar, hampir lebih besar dari keanggotaan NATO,” ungkap Niinistö menyoal perundingan dengan AS, ketika ditanya apa yang akan terjadi pada kondisi keamanan Swedia apabila perundingan soal keanggotaan NATO tak kunjung rampung.
“Akan sangat berarti apabila kami (negara-negara Nordik) semua memiliki perjanjian langsung dan sangat mirip (secara militer) dengan Amerika Serikat.”
Sejak mengumumkan niat mereka untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022, Finlandia dan Swedia berjanji akan bergabung dengan aliansi militer Barat itu secara bersama-sama.
Niinistö mengatakan kepada SVT bahwa kedua negara bertekad untuk bergabung dengan NATO “sambil bergandengan tangan selama (keputusan) itu ada di tangan kami, namun ratifikasi keanggotaan NATO bagi Finlandia ada di tangan Turki dan Hungaria.” [rd/lt]