NOAA: Terumbu Karang Dihantam Pemutihan Masif Keempat Akibat Pemanasan Suhu Air Laut

Sejumlah terumbu karang di Great Barrier Reef, Australia, memutih saat para peneliti melakukan pemantauan di kawasan tersebut pada 16 Maret 2024. (Foto: Australian Institute of Marine Science/Veronique Mocellin/ Handout via Reuters)

Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), pada Senin (15/4), mengatakan terumbu karang di seluruh dunia mengalami pemutihan besar-besaran untuk keempat kalinya, mengubahnya menjadi putih pekat. Pemutihan tersebut dapat berdampak pada ekonomi, ekosistem, dan mata pencaharian global, tambah laporan NOAA itu.

Sejak Februari 2023, lebih dari 54 negara dan wilayah telah mengalami pemutihan karang yang signifikan, dan pemutihan global yang baru-baru ini diumumkan adalah yang kedua dalam 10 tahun terakhir.

Pemutihan menimbulkan ancaman bagi karang. Pemutihan tersebut terjadi ketika perubahan suhu menyebabkan karang mengeluarkan ganggang padat nutrisi yang menopang mereka dari jaringannya. Banyak peristiwa pemutihan, seperti yang satu ini dan tiga peristiwa sebelumnya, bertepatan dengan pola cuaca El Nino, atau pemanasan suhu laut.

Meskipun pemutihan karang telah menjadi lebih umum, pemutihan karang hanya dapat dianggap "global" jika terjadi di setiap cekungan lautan utama Bumi termasuk Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia, dalam periode 365 hari.

BACA JUGA: Organisasi Kemanusiaan Ingatkan Bahaya Suhu Panas Ekstrem

Derek Manzello, koordinator Coral Reef Watch NOAA, yang memantau tekanan panas mengatakan, "Ketika lautan dunia terus menghangat, pemutihan karang menjadi lebih sering dan lebih parah."

Menurut kantor berita Reuters, peristiwa pemutihan global ini bisa jadi merupakan yang terburuk.

"Semua yang dapat Anda lihat saat menyelam berwarna putih di beberapa terumbu karang," kata Lorenzo Alvarez-Filip, ahli ekologi kelautan di National Autonomous University of Mexico.

Alvarez-Filip menambahkan jika air mendingin, ada kemungkinan karang yang memutih dapat pulih, tetapi beberapa karang Karibia mencapai titik di mana mereka mati meskipun suhu turun selama musim dingin.

Dalam pernyataannya, NOAA mengatakan, "Peristiwa global ini membutuhkan tindakan global," dan menambahkan bahwa badan tersebut, bersama dengan pemangku kepentingan internasional lainnya, membantu "memajukan intervensi dan restorasi terumbu karang dalam menghadapi perubahan iklim." [em/rs]

Sejumlah informasi dalam laporan ini berasal dari Reuters, The Associated Press dan Agence France-Presse.