Presiden AS Barack Obama, Senin (3/8), akan mengungkapkan peraturan-peraturan baru yang ditujukan untuk memangkas polusi karbon yang berasal dari pembangkit-pembangkit listrik di berbagai penjuru Amerika.
Sasaran peraturan baru itu adalah memangkas emisi karbon hingga 32 persen di bawah tingkat tahun 2005 menjelang tahun 2030. Masing-masing negara bagian akan bertanggung jawab memenuhi target itu dengan rencana mereka sendiri. Rencana-rencana itu sudah harus diberlakukan sebelum tahun 2022.
Obama meluncurkan versi pendahuluan peraturan itu tahun lalu yang sedianya akan dimulai dua tahun lebih awal, dan memiliki target yang lebih rendah, yaitu memangkas emisi sebesar 30 persen.
Para pejabat Gedung Putih mengatakan, versi baru tersebut, jika diterapkan, akan meningkatkan suplai listrik dari sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui hingga 28 persen.
Pejabat Gedung Putih mengatakan versi baru rencana itu jika dilaksanakan akan meningkatkan jumlah listrik di Amerika dari sumber-sumber energi terbarukan menjadi 28 %.
Dalam video yang dipasang Minggu pagi pada laman Facebook Gedung Putih, Obama mengatakan iklim berubah dan bahwa isu itu “bukan masalah generasi berikutnya”
“Berubah dalam hal mengancam ekonomi, keamanan dan kesehatan kita,” kata Obama. “Ini bukan pendapat melainkan fakta yang didukung data-data yang dikumpulkan secara hati-hati selama beberapa dekade dan konsensus ilmiah. Hal ini berdampak serius pada cara kita hidup sekarang."
Ia merujuk pada musim panas yang makin panas, naiknya permukaan laut , makin seringnya cuaca ekstrem dan menyebutnya sebagai bencana yang makin mahal dan berbahaya.
Rencana itu diperkirakan akan mendapat tentangan keras dari perusahaan-perusahaan listrik, sementara Kongres yang dikontrol Republikan mempertanyakan biaya reformasi dan akibatnya terhadap konsumen. Gedung Putih memperkirakan setiap rumah tangga bisa menghemat biaya listrik US$85 menjelang tahun 2030.
Tantangan hukum bagi peraturan itu diperkirakan datang dari sekitar 25 negara bagian dan kasus-kasusnya tampaknya akan berakhir di Mahkamah Agung Amerika.
“Rencana itu akan membuat biaya listrik lebih mahal bagi jutaan warga Amerika,” kata kandidat calon presiden Partai Republik, Marco Rubio kepada donor-donor kaya hari Minggu dalam pertemuan di California, yang diadakan miliarder bersaudara, Charles dan David Koch.
Rubio, yang seorang senator, menambahkan undang-undang baru itu tidak akan mengatasi isu sesungguhnya karena menurutnya China dan India serta negara-negara berkembang lainnya akan terus membakar emisi karbon”
Perusahaan-perusahaan listrik telah mengubah cara mereka menghasilkan energi dari batu bara dan semakin mengandalkan gas alam dan sumber-sumber terbarukan seperti matahari dan angin.
Akibatnya, menurut data pemerintah, emisi karbon dari pembakaran batu bara dari pembangkit-pembangkit listrik turun di seluruh Amerika 13 persen di seluruh Amerika antara 2011 dan 2013.
Tingkat emisi itu masih jauh lebih tinggi lagi di beberapa negara bagian dibandingkan di negara-negara bagian lainnya jika dilihat dari keseluruhan emisi dan jika dibandingkan dengan penduduk di masing-masing negara bagian.
Texas, salah satu negara bagian yang paling padat penduduknya memiliki tingkat emisi karbon dioksida tertinggi, mencapai lebih dari 150 juta ton menurut data paling akhir tahun 2013. Data terbaru diperkirakan akan keluar bulan Oktober.
Negara bagian Illinois, Indiana, Ohio dan Pennsylvania menyusul dengan sekitar 88,5 juta ton sementara Kentucky sekitar 82 juta ton. Emisi setiap negara bagian turun sejak 2011 seiring dengan tren baru di Amerika.