Dalam pidato kenegaraan tahunannya, Selasa malam (20/1), Obama menegaskan, Amerika Serikat memimpin dengan tekad yang kuat dan teguh, tidak gegabah.
Menurut Obama, dia mendengar sebagian orang berkata, agresi Presiden Rusia, Vladimir Putin, terhadap Ukraina adalah "peragaan strategi dan kekuatan yang lihai." Namun, kata Presiden Obama, mendukung demokrasi Ukraina dan meyakinkan para sekutu NATO, adalah menegakkan apa yang ia sebut prinsip, bahwa negara-negara besar tidak dapat mengintimidasi negara-negara kecil.
Di kawasan Asia-Pasifik, Obama mengatakan Amerika Serikat sedang memodernisasi para sekutunya, sementara memastikan negara-negara lain berlaku adil di bidang perdagangan, dan dalam menyelesaikan pertikaian maritim.
Dalam kasus Ebola, Obama menyatakan amat bangga dengan tentara, dokter, juru rawat dan ilmuwan Amerika yang menyelamatkan tak terhitung nyawa dan menghentikan penularan penyakit tersebut.
Begitu pun, tugas belum usai, menurut Obama, dunia harus belajar dari kasus Ebola untuk membangun sebuah upaya yang lebih efektif dalam mencegah pandemi di masa depan.
Selain itu, Presiden AS Barack Obama mengatakan akan memveto RUU apapun yang akan merampas asuransi kesehatan bagi rakyat Amerika atau yang akan menggelar kembali pertarungan lama dalam masalah imigrasi.
Menurut Obama, rakyat Amerika ingin dan pantas menerima cara berpolitik yang lebih baik, yang memajukan negeri. Dia melanjutkan, inilah saatnya untuk mematahkan apa yang disebutnya pola lama yang tidak menghasilkan apapun, kecuali perpecahan dan kemacetan.
Obama mengecam sebuah Kongres, di mana kubu dari kedua partai utama beradu di televisi, saling memburukkan, dan menciptakan kontroversi semu. Ditambahkan Obama, ada orang baik di kedua pihak dan menekankan bahwa dia menginginkan sebuah Kongres yang mencerminkan kebenaran, bahwa rakyat Amerika dari semua ras dan kelas adalah bangsa yang tangguh dan murah hati, yang mampu bersatu mencapai tujuan bersama.