Selasa pagi (24/5) Presiden Obama bertemu dengan enam tokoh masyarakat madani Vietnam, dan mengatakan ada “beberapa keprihatinan signifikan” tentang kebebasan politik dan memuji warga Vietnam yang “bersedia mengungkapkan pendapat mereka”
Presiden Amerika itu mengatakan menjaga kelangsungan hak asask mendasar bisa mendorong kemajuan ekonomi.
“Sangat sulit mensejahterakan negara dalam ekonomi modern ini jika belum membebaskan sepenuhnya potensi warga Anda. Sebagian potensi warga ini bergsal dari kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri dan menyampaikan gagasan-gagasan baru, berupaya memperbaiki hal yang salah yang selama ini berlangsung dalam masyarakat mereka,” kata Obama.
Selasa malam (24/5) Presiden Obama menyampaikan pidato yang menyentuh banyak isu di National Convention Center di Hanoi, di hadapan lebih dari 2.000 orang, termasuk sejumlah pejabat pemerintah Vietnam. Obama terus menyorot topik yang sangat sensitif yaitu hak asasi manusia.
“Kalau ada kebebasan pers, jika wartawan dan blogger bisa mengungkapkan pelanggaran atau ketidakadilan, meminta pertanggungjawaban pejabat berwenang dan membangun kepercayaan masyarakat, sistemnya jadi efektif. Ketika kandidat-kandidat bisa bertarung dalam pemilu dan berkampanye secara bebas, dan para pemilih bisa memilih pemimpin mereka sendiri dalam pemilu yang adil dan bebas, maka negara akan menjadi lebih stabil. Jadi menurut saya, menegakkan hak-hak ini bukan ancaman terhadap stabilitas tetapi justru menguatkan stabilitas dan merupakan dasar kemajuan,” jelas Obama.
Presiden Obama mencatat bahwa ada “sejumlah aktivis lain yang diundang” dalam acara itu, namun dicegah supaya tidak datang karena berbagai alasan.
Bagi LSM seperti Human Rights Watch, pernyataan Presiden Obama dan pernyataan bersama di Hanoi itu tidak cukup.
Wakil Direktur Human Rights Watch Untuk Asia Phil Robertson mengatakan pidato presiden tidak cukup keras dan mempertanyakan pernyataan Obama bahwa telah terjadi kemajuan hak assai manusia di Vietnam. [em/jm]