Presiden Amerika Barack Obama melawat ke Asheville, North Carolina, Rabu (13/2), untuk mempromosikan tema utama pidato kenegaraannya Selasa malam.
Pidato kenegaraan Presiden Obama di hadapan sidang gabungan Kongres Selasa malam (12/2), terfokus pada usulan-usulannya untuk memperkokoh ekonomi Amerika yang sedang rapuh.
Presiden Obama mengatakan tugas generasi masa kini adalah menghidupkan kembali mesin sesungguhnya pertumbuhan ekonomi Amerika, yakni, golongan menengah yang maju dan makmur.
Obama menekankan pentingnya menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru. Ia mengatakan Amerika tidak memerlukan pemerintah yang lebih besar, tapi pemerintah yang lebih pintar yang menetapkan prioritas dan berinvestasi pada pertumbuhan yang berbasis luas.
Presiden memperingatkan bahwa pemotongan anggaran otomatis yang akan berlaku sekiranya Kongres tidak dapat mencapai persetujuan anggaran akan membahayakan kesiagaan militer, pertumbuhan ekonomi yang lamban dan menghambat prioritas seperti pendidikan, energi, dan penelitian kedokteran.
Obama juga mendesak Kongres agar meluluskan rancangan undang-undang mengenai dua masalah yang sedang diperdebatkan di gedung Kongres, yakni, pengawasan senjata-api pribadi dan reformasi imigrasi.
Mengenai Afghanistan, Presiden Obama mengumumkan bahwa kira-kira separuh pasukan Amerika yang saat ini bertugas disana – kira-kira 34 ribu -- akan pulang dalam waktu satu tahun. Pada puncaknya dalam perang 10 tahun itu, Amerika Serikat menggelar kira-kira 100 ribu tentara di Afghanistan. Pengalihan penuh wewenang keamanan dari pasukan NATO kepada pasukan Afghanistan dijadwalkan tahun 2014.
Dalam pidatonya, Obama menyerukan solusi berbasis pasar yang disepakati kedua partai untuk perubahan iklim, dan mengatakan kalau Kongres tidak bertindak untuk melindungi generasi masa depan, ia akan mengambil tindakan eksekutif untuk melaksanakannya. Ia mengatakan ia juga ingin bekerjasama dengan Kongres untuk mendorong penelitian dan teknologi yang membantu penggunaan gas alam secara lebih bersih dan melindungi udara dan air.
Presiden juga mengumumkan awal perundingan persetujuan perdagangan bebas antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara itu adalah mitra dagang terbesar Amerika Serikat.
Presiden Obama mengatakan tugas generasi masa kini adalah menghidupkan kembali mesin sesungguhnya pertumbuhan ekonomi Amerika, yakni, golongan menengah yang maju dan makmur.
Obama menekankan pentingnya menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru. Ia mengatakan Amerika tidak memerlukan pemerintah yang lebih besar, tapi pemerintah yang lebih pintar yang menetapkan prioritas dan berinvestasi pada pertumbuhan yang berbasis luas.
Presiden memperingatkan bahwa pemotongan anggaran otomatis yang akan berlaku sekiranya Kongres tidak dapat mencapai persetujuan anggaran akan membahayakan kesiagaan militer, pertumbuhan ekonomi yang lamban dan menghambat prioritas seperti pendidikan, energi, dan penelitian kedokteran.
Obama juga mendesak Kongres agar meluluskan rancangan undang-undang mengenai dua masalah yang sedang diperdebatkan di gedung Kongres, yakni, pengawasan senjata-api pribadi dan reformasi imigrasi.
Mengenai Afghanistan, Presiden Obama mengumumkan bahwa kira-kira separuh pasukan Amerika yang saat ini bertugas disana – kira-kira 34 ribu -- akan pulang dalam waktu satu tahun. Pada puncaknya dalam perang 10 tahun itu, Amerika Serikat menggelar kira-kira 100 ribu tentara di Afghanistan. Pengalihan penuh wewenang keamanan dari pasukan NATO kepada pasukan Afghanistan dijadwalkan tahun 2014.
Dalam pidatonya, Obama menyerukan solusi berbasis pasar yang disepakati kedua partai untuk perubahan iklim, dan mengatakan kalau Kongres tidak bertindak untuk melindungi generasi masa depan, ia akan mengambil tindakan eksekutif untuk melaksanakannya. Ia mengatakan ia juga ingin bekerjasama dengan Kongres untuk mendorong penelitian dan teknologi yang membantu penggunaan gas alam secara lebih bersih dan melindungi udara dan air.
Presiden juga mengumumkan awal perundingan persetujuan perdagangan bebas antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara itu adalah mitra dagang terbesar Amerika Serikat.