Obama, Presiden Amerika dengan Gaya Santai

Presiden Obama terkenal dengan julukan “No Drama Obama” karena pembawaannya yang kalem, meskipun suhu emosional di sekitarnya memuncak.

Berbagai persoalan datang bertubi-tubi. Mulai dari ekonomi yang terseret resesi berkepanjangan, dua perang yang tak kunjung berakhir, hingga isu domestic seperti reformasi layanan kesehatan yang membuat pusing kepala.

“Presiden biasanya punya dua atau tiga masalah besar, tapi kita punya tujuh atau delapan,” keluh Presiden Barack Obama suatu saat.

Tapi, Presiden Obama terkenal dengan julukan “No Drama Obama” karena pembawaannya yang kalem, meskipun suhu emosional di sekitarnya memuncak. Seorang pengamat kepresidenan Ken Walsh mengatakan, “Ia bukan tipe orang yang suka konfrontasi. Ia berusaha untuk sistematis dan inklusif. Ini merupakan hasil pengalamannya di Hawaii.

Banyak yang berpendapat pembawaan santai Obama berasal dari budaya Aloha di Hawaii. Obama menghabiskan masa remajanya di negara bagian pulau tersebut.

Memang di luar empat tahun di mana ia tinggal di Jakarta, masa kecil Presiden Obama dilaluinya di Hawaii. Umumnya, warga daerah yang terkenal dengan alam pantainya yang indah ini, memang berpembawaan lebih santai. Seorang pakar Hawaii, Ku’ulei Stockman mengatakan, “Kami melihatnya dalam diri Obama, dalam pidato-pidatonya. Ia hidup, makan dan bernapas budaya Aloha.”

Aloha berarti “nafas kehidupan.” Budaya Aloha menjunjung tinggi keharmonisan dan kebersamaan di masyarakat. Selain terkenal dengan julukan “No Drama Obama,” Presiden yang terbilang relatif muda ini juga membawa gaya yang lebih santai di Gedung Putih.

Ia terkenal sering bercanda dengan para stafnya, yang kebanyakan memang berusia muda. Salah satu kekhasan Obama lainnya, ia lebih suka memberi fist bump atau adu kepalan daripada berjabat tangan. Sesuatu yang tak lazim bagi seorang presiden.

Gaya santai dan akrabnya ini, juga biasanya ia bawa ke luar negeri, termasuk ke Indonesia. Apalagi mengingat Presiden Obama punya kenangan banyak dari masa kecilnya di Indonesia, dan masih bisa sepatah dua patah kata dalam bahasa Indonesia.