Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela sidang Majelis Umum PBB pekan depan. Gedung Putih mengatakan, Obama telah menerima undangan Putin dan akan menggunakan kesempatan itu untuk membahas campur tangan Rusia di Ukraina. Namun seorang pejabat pemerintah Rusia mengatakan, Putin ingin membahas krisis di Suriah.
Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin terakhir kali berbicara melalui telepon Juli lalu untuk membahas kesepakatan nuklir Iran.Hubungan mereka dingin sejak Rusia melakukan aneksasi terhadap Semenanjung Krimea di Ukraina dan militernya mendukung separatis pro-Rusia di Ukraina.
"Itu jelas pelanggaran terhadap integritas wilayah negara yang berdaulat," kata Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih.
Namun juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan Putin ingin membahas Suriah. Moskow telah mengerahkan pesawat militer dan senjata berat untuk mendukung pasukan pemerintah Suriah dalam memerangi pemberontak dan kelompok militan Negara Islam (ISIS).
Langkah itu merupakan bagian dari rencana Putin untuk meningkatkan pengaruh geopolitik, kata Peter Eltsov, seorang dosen di National Defense Institute atau Lembaga Pertahanan Nasional
"Ia ingin dunia terfokus pada keterlibatannya di Suriah, pada usahanya memerangi ISIS dan membentuk koalisi baru yang menurutnya untuk memerangi ISIS, serta untuk sepenuhnya melupakan Ukraina," kata Peter Eltsov.
Amerika menentang dukungan Rusia terhadap rezim Presiden Bashar Al-Assad yang opresif.
"Presiden Obama sekali lagi akan menegaskan bahwa peningkatan dukungan Rusia terhadap rezim Assad merupakan langkah keliru. Kemungkinan konsekuensi dari tindakan itu hanya akan memperdalam dan memperluas krisis yang sedang berlangsung di Suriah, yang tidak memenuhi kepentingan rakyat Rusia atau rakyat Amerika," kata Josh Earnest.
Namun Uni Eropa, yang kini kewalahan menangani arus pengungsi dari wilayah Timur Tengah, mungkin akan mendukung usaha Putin tersebut, paling tidak untuk sementara, kata Eltsov. Putin kemungkinan bahkan memperoleh sejumlah konsesi jika ia berhasil merebut kembali sejumlah wilayah dari ISIS. Namun, kata Eltsov, dalam jangka panjang, keterlibatan Rusia kemungkinan akan merugikan diri sendiri.
"Putin lupa akan pengalaman Rusia di Afghanistan. Ia lupa bahwa ketika kerajaan diperluas hingga batas yang berlebihan, kerajaan itu cenderung akan ambruk, sehingga pada akhirnya usaha itu akan mengubur dirinya sendiri," kata Eltsov.
Presiden Obama diperkirakan akan mendorong Rusia agar bergabung dalam usaha koalisi memerangi ISIS. Eltsov mengatakan, mungkin saat ini lebih baik membiarkan Putin berperang di Suriah dan memfokuskan usaha mencegahnya mengambil alih Ukraina timur. [ab/lt]