Obama: Rezim Gaddafi akan Segera Berakhir

Pemberontak Libya merobek-robek poster pemimpin Libya Moammar Gaddafi di ibukota Tripoli (22/8).

AS dan Uni Eropa telah mendesak Gaddafi agar segera mengundurkan diri guna menghindari pertumpahan darah lebih banyak lagi.

Presiden Barack Obama mengatakan rezim pemimpin Libya Moammar Gaddafi akan segera berakhir. Hari Senin, Presiden Obama menyerukan agar Gaddafi menyerahkan kekuasaan. Ia mengatakan situasi di negara Afrika Utara itu sangat tidak menentu dan rezim Gaddafi telah ambruk.

Presiden Obama mengatakan masih ada pertempuran sengit di negara itu, tetapi jelas, kekuasaan Gaddafi sudah berakhir, setelah pemberontak masuk Tripoli dan menguasai sebagian besar ibukota Libya itu.

Obama mengatakan situasi di Libya sudah mencapai titik balik dan masa depan negara itu kini ada di tangan rakyat Libya. Presiden berbicara dari tempat peristirahatan Martha Vineyard di Massachussetts di mana ia sedang berlibur bersama keluarganya.

Sementara itu, para pemimpin dunia menyambut kemajuan pemberontak dalam memasuki ibukota Libya, Tripoli, sebagai suatu langkah menuju diakhirinya kekerasan di negara itu dan dimulainya masa depan demokrasi di sana.

Amerika, Uni Eropa, Inggris dan Italia menyatakan pemerintahan pemimpin Libya Moammar Gaddafi hampir berakhir, dan mereka mendesak pemimpin Libya itu agar mengundurkan diri guna menghindari pertumpahan darah lebih banyak lagi. Di Paris, jurubicara Kementerian Luar Negeri Perancis hari Senin mengatakan kepada VOA bahwa waktu Gaddafi di Libya telah berakhir.

Perancis menyatakan pemimpin kelompok oposisi Libya akan bertolak ke Paris dalam beberapa hari mendatang. Perancis adalah negara pertama yang mengakui Dewan Transisi Nasional yang beroposisi, sebagai perwakilan sah rakyat Libya.

Mesir resmi mengakui Dewan Nasional itu pada hari Senin. Pemberontak Libya memulai pergolakan mereka setelah revolusi di Mesir yang mengakhiri pemerintahan tiga dasawarsa pemimpin Mesir Hosni Mubarak, juga tahun ini.

Pada hari yang sama, Rusia menyatakan berharap pengambilalihan oleh pemberontak akan mengakhiri pertumpahan darah yang menimbulkan penderitaan bagi rakyat Libya. Kementerian Luar Negeri Rusia mendorong masyarakat internasional agar tidak mencampuri urusan dalam negeri Libya.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan kemajuan pemberontak memasuki Tripoli telah membantu revolusi Musim Semi Arab, atau Arab Spring, di Timur Tengah memantapkan dimulainya demokrasi di kawasan. Ia mengatakan London dalam waktu dekat akan dapat mencairkan aset-aset Libya di luar negeri untuk digunakan oleh rakyat Libya.

Pejabat tinggi Amerika urusan Timur Tengah, Jeff Feltman, hari Senin mengatakan kepada ABC News bahwa Gaddafi kini merupakan bagian masa lalu Libya dan pemberontak jelas telah menang. Ia mengatakan rakyat Libya kini perlu berusaha membangun masa depan yang lebih baik.

Tiongkok hari Senin menyatakan menghormati pilihan rakyat Libya dan berharap stabilitas akan segera pulih di negara itu.