Hari H Pemilu presiden Amerika masih 103 hari lagi, tetapi retorika kampanye semakin panas, terutama dengan iklan-iklan negatif yang semakin membara.
Kubu kampanye Presiden Amerika Barack Obama telah memasang iklan televisi yang mengesankan Mitt Romney sebagai penipu pajak. Iklan lain menggunakan klip calon belum resmi Partai Republik itu menyanyikan America the Beautiful dengan suara sumbang, untuk mengingatkan orang tentang rekening banknya di luar negeri. Iklan lain terang-terangan menyatakan “Mitt Romney bukanlah solusi. Dia adalah masalahnya.”
Seperti diketahui, kemenangan Obama dalam pemilu presiden 2008 didongkrak oleh janji kampanye tentang “harapan dan perubahan” serta dukungan para pemilih dari kedua partai. Menurut para pengamat, untuk memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilu tanggal 6 November mendatang, Partai Demokrat telah menggunakan iklan-iklan negatif, walaupun Obama sendiri pernah berjanji akan menghantarkan era politik yang lebih beradab.
Dalam kampanye negatifnya, kedua kubu semakin intensif memasang iklan yang melancarkan serangan-serangan sangat pribadi dan bisa memerahkan telinga lawan. Menurut para analis politik, kampanye negatif ini bisa menjadi bumerang bagi Obama. Mereka mengatakan Obama bisa ditinggalkan oleh para pemilih yang pada umumnya menganggap kampanye negatif sebagai tindakan yang hina. Kampanye negatif juga bisa mengurangi popularitas Obama yang selama ini tidak diragukan lagi menjadi aset terbesarnya.
Para analis memang memperkirakan bahwa Obama akan melancarkan “serangan-serangan mematikan” dalam kampanyenya. Sebagian pengamat mengenang Obama sebagai orang yang tidak segan-segan “membunuh” lawannya, seperti ketika ia menyerang Senator John McCain empat tahun lalu, dan juga ketika ia meruntuhkan pencalonan Hillary Clinton dalam kampanye pemilihan pendahuluan Partai Demokrat sebelumnya.
Kubu Demokrat telah lama mengatakan kesempatan terbaik bagi Obama untuk terpilih kembali adalah dengan mendiskualifikasi Romney, mengingat ekonomi masih lesu dan pandangan rakyat Amerika terpecah mengenai kebijakan-kebijakan Presiden Obama, termasuk mengenai beberapa bagian undang-undang layanan kesehatan.
Dalam kampanyenya baru-baru ini, Presiden Obama kembali menyerang pengalaman Mitt Romney sebagai pengusaha yang digambarkannya sebagai “pengekspor lapangan kerja.”
“Kartu utama Gubernur Romney untuk mencalonkan diri menjadi presiden adalah pengalamannya dalam bisnis. Jadi, mari kita lihat apa yang telah dilakukannya. Jika pengalaman utamanya adalah berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang menjadi pelopor pengiriman lapangan kerja ke luar negeri, maka itu menunjukkan kita punya visi yang berbeda, sebab saya ingin menjadi pelopor yang mendatangkan lapangan kerja dari luar negeri,” papar Obama.
Sementara itu, Mitt Romney dan para pendukung pencalonannya dari kelompok-kelompok independen yang condong ke kubu konservatif juga tidak bersih dari kampanye iklan negatif. Dalam banyak iklan radio dan televisi mereka mencap Obama sebagai tidak kompeten, memusuhi bisnis, dan gemar sekali dengan intervensi pemerintah. Para pakar mengatakan iklan-iklan itu sesuai dengan strategi Romney yang ingin menjadikan pemilu mendatang sebagai “referendum setuju atau tidak setuju” dengan prestasi Presiden Obama, daripada membangun citra tentang kredibilitas dan popularitas Romney sendiri.
Dalam penampilannya baru-baru ini, Romney menyerang Obama sebagai orang yang anti bisnis, dengan mengutip sepenggal kalimat dari salah satu pidato Obama.
“Presiden Obama memaparkan apa yang dipikirkannya tentang rakyat yang merdeka dan visi Amerika. Apa yang dikatakannya bahwa "jika Anda punya bisnis, Anda tidak membangun bisnis itu sendirian" adalah penghinaan bagi setiap pengusaha dan setiap inovator di Amerika. Presiden Obama menyerang keberhasilan dan oleh karena itu di bawah Presiden Obama tidak banyak keberhasilan, dan saya akan mengubahnya," ujar Romney.
Para ahli strategi kubu kampanye Partai Republik meramalkan perubahan nada Obama dari empat tahun lalu bisa mengurangi partisipasi pemilih muda dan konstituen lain yang diperlukan dalam persaingan yang ketat. Mereka mengatakan, dengan kampanye negatif yang demikian gencar, para pemilih yang selama ini menganggap Obama sebagai orang yang baik, sebagai ayah dan suami yang baik dan setia, akan menganggapnya sebagai politisi yang tidak ada bedanya dengan politisi lain pada umumnya.
Seperti diketahui, kemenangan Obama dalam pemilu presiden 2008 didongkrak oleh janji kampanye tentang “harapan dan perubahan” serta dukungan para pemilih dari kedua partai. Menurut para pengamat, untuk memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilu tanggal 6 November mendatang, Partai Demokrat telah menggunakan iklan-iklan negatif, walaupun Obama sendiri pernah berjanji akan menghantarkan era politik yang lebih beradab.
Dalam kampanye negatifnya, kedua kubu semakin intensif memasang iklan yang melancarkan serangan-serangan sangat pribadi dan bisa memerahkan telinga lawan. Menurut para analis politik, kampanye negatif ini bisa menjadi bumerang bagi Obama. Mereka mengatakan Obama bisa ditinggalkan oleh para pemilih yang pada umumnya menganggap kampanye negatif sebagai tindakan yang hina. Kampanye negatif juga bisa mengurangi popularitas Obama yang selama ini tidak diragukan lagi menjadi aset terbesarnya.
Para analis memang memperkirakan bahwa Obama akan melancarkan “serangan-serangan mematikan” dalam kampanyenya. Sebagian pengamat mengenang Obama sebagai orang yang tidak segan-segan “membunuh” lawannya, seperti ketika ia menyerang Senator John McCain empat tahun lalu, dan juga ketika ia meruntuhkan pencalonan Hillary Clinton dalam kampanye pemilihan pendahuluan Partai Demokrat sebelumnya.
Kubu Demokrat telah lama mengatakan kesempatan terbaik bagi Obama untuk terpilih kembali adalah dengan mendiskualifikasi Romney, mengingat ekonomi masih lesu dan pandangan rakyat Amerika terpecah mengenai kebijakan-kebijakan Presiden Obama, termasuk mengenai beberapa bagian undang-undang layanan kesehatan.
Dalam kampanyenya baru-baru ini, Presiden Obama kembali menyerang pengalaman Mitt Romney sebagai pengusaha yang digambarkannya sebagai “pengekspor lapangan kerja.”
“Kartu utama Gubernur Romney untuk mencalonkan diri menjadi presiden adalah pengalamannya dalam bisnis. Jadi, mari kita lihat apa yang telah dilakukannya. Jika pengalaman utamanya adalah berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang menjadi pelopor pengiriman lapangan kerja ke luar negeri, maka itu menunjukkan kita punya visi yang berbeda, sebab saya ingin menjadi pelopor yang mendatangkan lapangan kerja dari luar negeri,” papar Obama.
Sementara itu, Mitt Romney dan para pendukung pencalonannya dari kelompok-kelompok independen yang condong ke kubu konservatif juga tidak bersih dari kampanye iklan negatif. Dalam banyak iklan radio dan televisi mereka mencap Obama sebagai tidak kompeten, memusuhi bisnis, dan gemar sekali dengan intervensi pemerintah. Para pakar mengatakan iklan-iklan itu sesuai dengan strategi Romney yang ingin menjadikan pemilu mendatang sebagai “referendum setuju atau tidak setuju” dengan prestasi Presiden Obama, daripada membangun citra tentang kredibilitas dan popularitas Romney sendiri.
Dalam penampilannya baru-baru ini, Romney menyerang Obama sebagai orang yang anti bisnis, dengan mengutip sepenggal kalimat dari salah satu pidato Obama.
“Presiden Obama memaparkan apa yang dipikirkannya tentang rakyat yang merdeka dan visi Amerika. Apa yang dikatakannya bahwa "jika Anda punya bisnis, Anda tidak membangun bisnis itu sendirian" adalah penghinaan bagi setiap pengusaha dan setiap inovator di Amerika. Presiden Obama menyerang keberhasilan dan oleh karena itu di bawah Presiden Obama tidak banyak keberhasilan, dan saya akan mengubahnya," ujar Romney.
Para ahli strategi kubu kampanye Partai Republik meramalkan perubahan nada Obama dari empat tahun lalu bisa mengurangi partisipasi pemilih muda dan konstituen lain yang diperlukan dalam persaingan yang ketat. Mereka mengatakan, dengan kampanye negatif yang demikian gencar, para pemilih yang selama ini menganggap Obama sebagai orang yang baik, sebagai ayah dan suami yang baik dan setia, akan menganggapnya sebagai politisi yang tidak ada bedanya dengan politisi lain pada umumnya.