Presiden AS Barack Obama dengan nada marah meminta agar rakyat Amerika mendorong Kongres meluluskan undang-undang senjata api yang ketat, setelah seorang pria bersenjata membunuh 10 orang dan melukai tujuh lainnya di sebuah perguruan tinggi di Oregon, hari Kamis (1/10).
Obama dengan wajah suram muncul di televisi beberapa jam setelah penembakan, untuk mengingatkan bahwa mayoritas warga Amerika, termasuk pemilik senjata api yang patuh pada hukum, menghendaki undang-undang yang lebih keras.
Ia mengatakan rakyat Amerika telah menjadi tidak peka lagi terhadap apa yang telah menjadi kejadian rutin di negara itu, yaitu penembakan massal, yang disusul oleh pernyataan Gedung Putih, dan tanggapan dari orang-orang yang menentang pembatasan senjata api yang lebih ketat. Ia mengatakan argumentasi bahwa lebih banyak senjata api membuat orang lebih aman tidak dapat diucapkan dengan wajah yang jujur.
Obama mengimbau kepada rakyat pemilih Amerika agar mengingat siapa yang mendukung dan menentang undang-undang senjata api dalam pemilu tahun depan.
Informasi mengenai penembakan di Umpqua Community College di Roseburg, Oregon, itu masih tidak jelas.
Tetapi Kepala Kepolisian Distrik Douglas, John Hanlin, telah mengukuhkan bahwa si penembak telah tewas dalam tembak-menembak dengan polisi. Hanlin mengatakan pria bersenjata berusia 20 tahun itu melepaskan tembakan di salah satu ruang kelas dan polisi segera menanggapinya setelah mendapat telepon keadaan darurat.
Dalam jumpa pers Kamis malam, Hanlin mengatakan, “saya kira kami sudah mengetahui siapa si penembak itu,” tetapi menambahkan bahwa ia tidak akan pernah menggunakan nama si penembak.
Ia mengatakan, “saya tidak akan memberinya ketenaran yang kemungkinan dicarinya sebelum perbuatan mengerikan dan pengecut ini.” Ia menganjurkan kepada para anggota media agar menghindarkan penggunaan, menyebut-nyebut atau membesar-besarkan nama si penembak.
Simak pernyataan Obama berikut ini.
Your browser doesn’t support HTML5