Obama Tolak Klaim Putin soal Serangan Senjata Kimia di Suriah

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan dengan Presiden AS Barack Obama sebelum KTT G-20 di St. Petersburg, Rusia 5 September 2013 lalu (foto: dok).

Presiden AS Barack Obama menolak klaim Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa pemberontak Suriah-lah yang melancarkan serangan senjata kimia bulan lalu.
Presiden Amerika Barack Obama menolak klaim Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa pemberontak-lah yang melancarkan serangan senjata kimia bulan lalu di pinggiran kota Damaskus, tapi ia menyambut keterlibatan Putin dalam menyelesaikan krisis itu.

Kata Obama dalam wawancara televisi yang disiarkan hari Minggu (15/9), perjanjian apapun yang dicapai haruslah mencakup mekanisme verifikasi guna memastikan bahwa Suriah telah menyerahkan seluruh senjata kimia yang dimilikinya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengulangi peringatannya bahwa ancaman serangan misil Amerika atas Suriah masih ada kalau Suriah tidak menjalankan perjanjian penghapusan senjata kimia itu.

Kerry mengeluarkan peringatan itu ketika singgah di Jerusalem hari Minggu, di mana ia membahas rencana Amerika-Rusia untuk memusnahkan senjata kimia Suriah menjelang pertengahan tahun depan.

Tapi Menteri Rekonsiliasi Nasional Suriah Ali Haider menyebut perjanjian itu sebagai kemenangan bagi Suriah, yang diperoleh oleh sekutunya Rusia guna menghilangkan ancaman serangan misil dari Amerika.

Pemerintah Iran, yang dianggap sebagai pendukung penting Suriah, menyambut apa yang disebutnya sebagai “mundurnya Amerika dari perilaku ekstremis dan menggunakan tindakan yang rasionil. China yang punya veto dalam Dewan Keamanan PBB, juga menyambut perjanjian Amerika-Rusia itu.

Perjanjian yang diumumkan hari Sabtu di Jenewa itu mencakup keharusan bagi pemerintahan Bashar al-Assad untuk menyerahkan daftar seluruh persediaan senjata kimianya dalam waktu satu minggu, dan senjata-senjata itu harus dienyahkan dari Suriah serta dimusnahkan menjelang pertengahan tahun depan.