Presiden Barack Obama telah menolak proyek pipa minyak Keystone XL yang kontroversial, sebuah rencana pembangunan pipa minyak sepanjang hampir 1.200 mil untuk membawa minyak mentah Kanada ke negara-negara bagian Teluk AS.
Ketika berbicara di Gedung Putih hari Jumat (6/11), Obama mengatakan ia setuju dengan hasil kajian Departemen Luar Negeri bahwa proyek tersebut "tidak mewakili kepentingan nasional Amerika Serikat.”
Proyek pipa minyak tersebut menjadi inti perdebatan agenda lingkungan hidup Presiden Obama dan menyatakan komitmennya untuk mencegah perubahan iklim.
Saksikan laporan video terkait
Your browser doesn’t support HTML5
Pengumuman tersebut dibuat sebelum konferensi perubahan iklim PBB di Paris bulan depan, di mana Obama diharapkan bisa menekan negara-negara dunia melakukan langkah-langkah yang lebih kuat untuk membantu memperlambat pemanasan global.
Obama mengatakan pembangunan pipa minyak Keystone XL tidak akan memberikan "sumbangan jangka panjang berarti" bagi ekonomi Amerika, tidak akan menurunkan harga minyak bagi para konsumen dan tidak akan meningkatkan keamanan energi AS.
Kajian Departemen Luar Negeri
Proyek tersebut telah dikaji selama bertahun-tahun oleh Departemen Luar Negeri AS, yang mengevaluasi proyek-proyek yang diajukan yang melibatkan perbatasan AS, dan memerlukan persetujuan presiden.
Gedung Putih berseberangan pandangan dengan Kongres yang dikuasai oleh Partai Republik, yang mendukung pembangunan pipa minyak Keystone XL, mengatakan bahwa proyek tersebut akan menciptakan lapangan pekerjaan, menurunkan biaya minyak dan memangkas ketergantungan AS pada minyak yang dihasilkan di luar negeri.
Pemimpin Partai Republik di Kongres langsung bereaksi keras terhadap pernyataan tersebut. Ketua DPR Paul Ryan menyebutkan langkah tersebut “menjijikkan” dan “keliru.”
CEO American Petroleum Institute, Jack Gerard, mengatakan keputusan tersebut akan mengurangi ketertarikan investor pada infrastruktur energi dan warga Amerika untuk mencari pekerjaan yang berpenghasilan tinggi. "Ini serangan bagi kaum pekerja Amerika," kata Gerard. "Politik yang sangat buruk.”
Kelompok bisnis Environmental Entrepreneurs (E2) memuji keputusan ini. Dalam sebuah pernyataan, Direktur Eksekutif Bob Keefe mengatakan Amerika kini bisa fokus pada energi bersih yang terbarukan, yang menawarkan "kesempatan ekonomi nyata" di Amerika.
Banyak Demokrat, termasuk bakal calon presiden Bernie Sanders, memuji keputusan ini.
Presiden mengeluarkan dekrit yang ia sebut sebagai politisasi proyek Keystone XL, dan mengatakan masalah ini terlalu sering digunakan sebagai “alat kampanye” oleh kedua partai daripada mengurusi masalah-masalah kebijakan yang lebih serius.
Perselisihan politik, katanya, "telah mengaburkan kenyataan bahwa pipa minyak ini tidak akan menjadi jalan pintas perbaikan ekonomi seperti yang dijanjikan beberapa pihak, atau jalur cepat bencana iklim seperti yang disebut pihak lain."
Permintaan TransCanada
Awal minggu ini TransCanada, perusahaan yang berada di belakang rencana Keystone XL, meminta pemerintahan Obama menunda kajian proyek tersebut. Walaupun Gedung Putih mengatakan akan mempertimbangkan permintaan tersebut untuk menunda keputusannya, juru bicara Josh Earnest menyebutkan ada dugaan "keterlibatan politi" di balik permintaan TransCanada tersebut.
Presiden menyebut kebijakan lingkungan hidupnya, dan mengatakan upaya-upaya pemerintahannya untuk mengurangi ketergantungan Amerika terhadap minyak luar negeri dan peningkatan penggunaan energi bersih menunjukkan bahwa Amerika adalah pemimpin di bidang lingkungan hidup.
Amerika "memimpin dengan memberikan,” ujarnya, dan menyetujui proyek pipa minyak Keystone XL “akan merusak kepemimpinan global ini.” [dw]
Koresponden Kongres VOA Cindy Saine dan Alberto Pimienta berkontribusi untuk laporan ini.