Berbagai jajak pendapat terbaru, termasuk di negara-negara bagian penting, menunjukkan Presiden Barack Obama kuat mengungguli saingannya Mitt Romney menjelang pemilu November.
Tiga jajak pendapat yang dirilis Jumat menunjukkan calon Partai Demokrat, Barack Obama, mencapai dukungan 50 persen di negara bagian Colorado, Iowa dan Wisconsin. Jajak pendapat oleh NBC News dan Marist College itu menunjukkan calon Partai Republik, Mitt Romney, tertinggal 45 persen di Colorado dan Wisconsin, dan 42 persen di Iowa.
Hasil ini memperkuat sejumlah jajak pendapat lainnya, di mana Obama tampak unggul di negara-negara bagian yang paling diperebutkan, atau disebut swing state, karena selalu memberikan hasil tipis dan pilihan politiknya sulit diperkirakan.
Di North Carolina, jajak pendapat High Point University hari Jumat menunjukkan Obama meraih 48 persen berbanding 44 persen bagi Romney. Di Nevada, survei oleh CNN menampilkan Obama unggul 49 persen berbanding Romney 46 persen.
Secara nasional, kedua calon presiden masih berimbang dan saling terus melancarkan kecaman menjelang pemilu yang akan digelar kurang dari 50 hari lagi. Kamis malam, Obama tampil dalam acara di stasiun televisi berbahasa Latin, Univision, sehari setelah Romney tampil di acara yang sama.
Di hadapan pemilih Hispanik, Obama mengakui gagal memenuhi janjinya tahun 2008 untuk meloloskan UU reformasi imigrasi yang menyeluruh karena fokus pada krisis ekonomi. Ia juga menyalahkan Partai Republik di Kongres yang menurutnya selalu menghadang usulnya dalam isu imigrasi.
“Banyak yang berpendapat presiden adalah orang yang berkuasa dan bisa membereskan semuanya. Untuk bisa melakukan banyak hal, harus ada kerjasama dari semua pihak,” papar Obama.
Obama menegaskan dukungannya bagi rencana untuk memudahkan mendapat kewarganegaraan bagi imigran gelap, ketimbang Romney yang menurut Obama tidak punya gagasan selain deportasi.
Kemenangan Obama tahun 2008 sangat didukung suara kaum Hispanik, di mana ia meraih suara dua kali lebih besar dari saingannya John McCain. Tahun ini, sejumlah jajak pendapat menunjukkan Obama tetap lebih unggul dari Romney, tetapi kalangan Hispanik tidak seantusias tahun 2008.
Sementara itu hari Jumat, tim kampanye Romney menampilkan calon wakil presiden mereka, Paul Ryan, dalam konvensi nasional AARP. AARP adalah kelompok non-partisan penduduk lanjut usia yang katanya memiliki 37 juta anggota berusia diatas 50 tahun.
Ryan mengatakan kubu mereka lebih peduli terhadap warga lanjut usia, dan mengatakan reformasi program asuransi kesehatan pemerintahan Obama merugikan Medicare, program asuransi kesehatan bagi warga lanjut usia.
Segmen warga lanjut usia penting dalam pemilu Amerika karena mereka umumnya lebih antusias datang ke TPS dibanding generasi muda. Dalam jajak pendapat minggu ini oleh kantor berita AP, Romney lebih menjadi favorit di kalangan tersebut dengan 52 persen suara berbanding Obama dengan 41 persen.
Kedua calon juga terus memperbutkan suara warga kelas bawah dan menengah ditengah kondisi ekonomi Amerika yang berusaha pulih dari resesi. Dalam acara penggalangan dana di Atlanta, Romney mengatakan ia lebih mampu meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Amerika tidak maju apabila warganya bergantung pada pemerintah, apabila warganya bergantung pada redistribusi. Itu akan mematikan jiwa wirausaha di Amerika yang telah mendorong ekonomi kita selama ini. Saya dan Obama peduli terhadap kelas menengah, tapi saya mampu membantu mereka dan Obama tidak mampu, seperti tampak dalam empat tahun ini,” kata Romney.
Kedua calon terus berkampanye dan menggalang dana dalam minggu-minggu terakhir sebelum pemilu 6 November. Debat pertama calon presiden dijadwalkan 3 Oktober.
Hasil ini memperkuat sejumlah jajak pendapat lainnya, di mana Obama tampak unggul di negara-negara bagian yang paling diperebutkan, atau disebut swing state, karena selalu memberikan hasil tipis dan pilihan politiknya sulit diperkirakan.
Di North Carolina, jajak pendapat High Point University hari Jumat menunjukkan Obama meraih 48 persen berbanding 44 persen bagi Romney. Di Nevada, survei oleh CNN menampilkan Obama unggul 49 persen berbanding Romney 46 persen.
Secara nasional, kedua calon presiden masih berimbang dan saling terus melancarkan kecaman menjelang pemilu yang akan digelar kurang dari 50 hari lagi. Kamis malam, Obama tampil dalam acara di stasiun televisi berbahasa Latin, Univision, sehari setelah Romney tampil di acara yang sama.
Di hadapan pemilih Hispanik, Obama mengakui gagal memenuhi janjinya tahun 2008 untuk meloloskan UU reformasi imigrasi yang menyeluruh karena fokus pada krisis ekonomi. Ia juga menyalahkan Partai Republik di Kongres yang menurutnya selalu menghadang usulnya dalam isu imigrasi.
“Banyak yang berpendapat presiden adalah orang yang berkuasa dan bisa membereskan semuanya. Untuk bisa melakukan banyak hal, harus ada kerjasama dari semua pihak,” papar Obama.
Obama menegaskan dukungannya bagi rencana untuk memudahkan mendapat kewarganegaraan bagi imigran gelap, ketimbang Romney yang menurut Obama tidak punya gagasan selain deportasi.
Kemenangan Obama tahun 2008 sangat didukung suara kaum Hispanik, di mana ia meraih suara dua kali lebih besar dari saingannya John McCain. Tahun ini, sejumlah jajak pendapat menunjukkan Obama tetap lebih unggul dari Romney, tetapi kalangan Hispanik tidak seantusias tahun 2008.
Sementara itu hari Jumat, tim kampanye Romney menampilkan calon wakil presiden mereka, Paul Ryan, dalam konvensi nasional AARP. AARP adalah kelompok non-partisan penduduk lanjut usia yang katanya memiliki 37 juta anggota berusia diatas 50 tahun.
Ryan mengatakan kubu mereka lebih peduli terhadap warga lanjut usia, dan mengatakan reformasi program asuransi kesehatan pemerintahan Obama merugikan Medicare, program asuransi kesehatan bagi warga lanjut usia.
Segmen warga lanjut usia penting dalam pemilu Amerika karena mereka umumnya lebih antusias datang ke TPS dibanding generasi muda. Dalam jajak pendapat minggu ini oleh kantor berita AP, Romney lebih menjadi favorit di kalangan tersebut dengan 52 persen suara berbanding Obama dengan 41 persen.
Kedua calon juga terus memperbutkan suara warga kelas bawah dan menengah ditengah kondisi ekonomi Amerika yang berusaha pulih dari resesi. Dalam acara penggalangan dana di Atlanta, Romney mengatakan ia lebih mampu meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Amerika tidak maju apabila warganya bergantung pada pemerintah, apabila warganya bergantung pada redistribusi. Itu akan mematikan jiwa wirausaha di Amerika yang telah mendorong ekonomi kita selama ini. Saya dan Obama peduli terhadap kelas menengah, tapi saya mampu membantu mereka dan Obama tidak mampu, seperti tampak dalam empat tahun ini,” kata Romney.
Kedua calon terus berkampanye dan menggalang dana dalam minggu-minggu terakhir sebelum pemilu 6 November. Debat pertama calon presiden dijadwalkan 3 Oktober.