Presiden AS Barack Obama hari Jumat (7/11) akan bertemu dengan para pemimpin Kongres tentang rencana legislatif mereka dan mengatakan sebuah kebijakan yang dikehendakinya adalah otorisasi khusus bagi serangan udara koalisi pimpinan Amerika yang tengah dilakukan terhadap militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Ketika Obama pertama kali mengumumkan upaya serangan udara terhadap para pemberontak bulan September, ia menggunakan izin dari kongres seperti yang dilakukan Presiden sebelumnya George W. Bush ketika membalas serangan terhadap al-Qaida setelah serangan teroris 2001 di Amerika yang menewaskan hampir 3 ribu orang.
Namun Obama mengatakan dalam konferensi pers pekan ini bahwa kini saatnya otorisasi perang "disesuaikan dan diperbarui" agar "sesuai dengan perang yang tengah berlangsung dan bukan perang yang sebelumnya." Ia mengatakan pasukan Amerika membutuhkan dukungan dari Gedung Putih dan Kongres.
Di medan perang, sebuah kelompok pemantau konflik yang sedang berlangsung di Suriah mengatakan serangan udara semalam oleh koalisi pimpinan Amerika bergeser dari sasaran Negara Islam, dan menarget dua kelompok militan garis keras lainnya.
Organisasi Syrian Observatory for Human Rights yang berkantor di Inggris mengatakan serangan kemarin menghantam Front Nusra di provinsi Idlib, Suriah barat laut. Serangan udara itu merupakan yang kedua kalinya kelompok pemberontak terkait al-Qaida menjadi sasaran sejak serangan udara melawan Negara Islam dimulai bulan September.