Direktur Operasi Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Edem Wosornu hari Kamis (23/5) mengatakan situasi kemanusiaan di Afghanistan “rentan” di mana 23 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Jumlah ini menurutnya lima kali lebih besar dibanding tahun 2019.
Wosornu mengatakan krisis iklim global telah menimbulkan dampak langsung terhadap warga Afghanistan dengan meluasnya kelangkaan pasokan air bersih sehingga menimbulkan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan gizi yang baru.
“Lebih dari 15 juta warga Afghanistan kini menghadapi kelangkaan pangan akut,” tambahnya.
BACA JUGA: Pemukim Rawa Bersejarah Irak: ‘Kami Takut Kehilangan Air’Wosornu menjelaskan bahwa meskipun perempuan dan anak perempuan masih terus menghadapi diskriminasi, ia dan mitra-mitranya masih dapat menjalankan mandatnya. “Ada beberapa orang dalam komunitas yang secara de facto mendengarkan kami, meskipun ada juga yang menutup mata terhadap beberapa kegiatan yang kami lakukan,” ujarnya.
Lebih jauh ia juga melaporkan lawatannya ke Sudan di mana dampak krisis iklim dan perang telah membuat jutaan orang menghadapi risiko. “Jika kita kehilangan musim tanam, kita akan kehilangan banyak nyawa.” [em/ka]