Selama dua pekan lebih, sikap China mengenai masalah terkait politik dan kebijakannya sangat jelas: ini adalah Olimpiade dan China tidak akan membahas hal-hal tersebut.
Sikap itu berubah hari Kamis (17/2) pada konferensi pers harian rutin terakhir panitia penyelenggara Olimpiade Beijing, tiga hari sebelum berakhirnya pesta olahraga tersebut. Penolakan terus menerus dan sopan untuk menjawab pertanyaan semacam itu akhirnya kembali ke situasi yang biasa terjadi pada konferensi pers dengan para pejabat China, jawaban tegas dan standar mengenai situasi paling sensitif di negara itu.
Mengenai Taiwan, jawabannya adalah bagian tak terpisahkan dari China. Populasi Uighur di kawasan Xinjiang tidak didesak ke dalam kerja paksa. Kedaulatan China sama sekali tidak dapat disangkal berdasarkan norma-norma internasional.
“Yang ingin saya katakan adalah hanya ada satu China di dunia,” kata juru bicara panitia penyelenggara Yan Jiarong, menyebutnya sebagai “posisi serius” bagi China. Ia menyebut pernyataan lain terkait perlakuan China terhadap warga Uighur dan kondisi hidup di Xinjiang sebagai pernyataan “berdasarkan kebohongan.”
Your browser doesn’t support HTML5
Hanya masalah waktu saja sebelum topik-topik tersebut meledak. Masa menjelang Olimpiade dibayangi-bayangi oleh boikot diplomatik yang dipimpin AS, yang berpusat pada catatan HAM China; China bertekad untuk tetap berfokus hanya pada olahraga tetapi juga sangat berkomitmen untuk membela kuat sikapnya secara terbuka.
Menjelang penutupan Olimpiade hari Minggu, dalam konferensi pers terakhir yang dijadwalkan secara rutin itu, Yan dan juru bicara Komite Olimpiade Internasional Mark Adams dihujani pertanyaan mengenai Taiwan, Xinjiang dan keselamatan petenis China Peng Shuai.
BACA JUGA: Atlet Tenis China Peng Shuai Sangkal Pernah Menuduh Eks Wakil PM China Lakukan Kekerasan SeksualMenindaklanjuti pertanyaan mengenai upaya Taiwan yang dilaporkan melewatkan upacara pembukaan, Yan meminta waktu tambahan untuk membahas status pulau berpemerintahan sendiri itu, yang dianggap China sebagai wilayah kedaulatannya.
“Taiwan adalah bagian China yang tak terpisahkan dan ini adalah prinsip yang diakui internasional dengan baik dan diakui dengan baik oleh masyarakat internasional,” kata Yan. “Kami selalu menentang gagasan mempolitisasi Olimpiade.” [uh/ab]