Krisis politik Hong Kong yang berlangsung selama empat bulan akhirnya menyasar hingga ke gedung legislatif kota itu pada hari Rabu (16/10). Saat itu Kepala Eksekutif Carrie Lam dengan keras diejek oleh anggota parlemen pro-demokrasi dan dipaksa untuk mempersingkat pidato kebijakan tahunannya.
Protes dimulai dari saat ketika pemimpin yang dimusuhi itu memasuki ruang sidang. Para anggota parlemen pro-demokrasi mengangkat plakat yang menggambarkan Lam dengan tangan berlumuran darah.
Hiruk pikuk itu berlanjut ketika Lam memulai pidatonya, sehingga memaksanya untuk meninggalkan ruang sidang sebentar. Dia memasuki kembali ruang sidang dan melakukan upaya kedua, tetapi setelah protes terus berlanjut, Presiden Dewan Legislatif Andrew Leung menunda sidang itu.
Lam kemudian menyampaikan pidatonya lewat televisi.
Di Washington, anggota Kongres di DPR meloloskan serangkaian langkah yang memberikan dukungan kepada para demonstran pro-demokrasi di Hong Kong, termasuk resolusi yang mengecam campur tangan di Hong Kong oleh Tiongkok daratan. [lt/uh]