Organisasi negara-negara penghasil minyak OPEC+ tampaknya bersiap mengurangi produksi minyak mereka ketika para anggota organisasi bertemu pada Rabu (5/10).
Rencana pengurangan produksi tersebut terjadi di tengah pembatasan pasokan meskipun terdapat tekanan dari Amerika Serikat dan sejumlah negara konsumen lain yang menginginkan organisasi tersebut untuk meningkatkan produksi minyak mentahnya.
BACA JUGA: Inflasi Tahunan September Tembus 5,95 Persen, Imbas Kenaikan Harga BBMPengurangan produksi minyak oleh OPEC+ dapat menaikkan kembali harga minyak, yang sempat turun menjadi sekitar $90 per barel dari $120 tiga bulan lalu, akibat kekhawatiran akan resesi ekonomi global, kenaikan suku bunga AS dan dolar yang menguat.
Anggota OPEC+, yang mencakup Arab Saudi dan Rusia, tengah mengusahakan pengurangan sebesar lebih dari 1 juta barel per hari, demikian menurut sumber yang mengetahui persoalan tersebut kepada Reuters.
Salah satu sumber di OPEC, pada Selasa (4/10), mengatakan pengurangan tersebut bisa mencapai 2 juta barel per hari.
Sejumlah sumber juga mengatakan belum jelas apakah pengurangan itu termasuk pemotongan sukarela tambahan oleh negara anggota seperti Arab Saudi atau pemotongannya termasuk yang sudah eksis berdasarkan produksi oleh kelompok.
Arab Saudi dan sejumlah anggota OPEC+ lainnya telah mengatakan bahwa mereka berupaya mencegah lonjakan harga yang dapat muncul secara tiba-tiba dibanding membuat patokan harga minyak.
"Kenaikan harga minyak karena pengurangan pasokan tampaknya akan membuat pemerintahan Biden kesal (mengingat hal tersebut terjadi) menjelang pemilu sela di AS," ujar analis Citi dalam pernyataannya. [jm/rs]